Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/151231
Title: Analisis Tingkat Penguasaan Teknologi Melalui Pengkajian Komponen Teknologi Pada Industri Pengolahan Kayu Lapis (Plywod) Di Pt.Daya Sakti Unggul Corporatior : Dahlia Mutiara Chairuman
Authors: Hermawati, Wati
Fauzi, Anas M
Chairuman, Dahlia Mutiara
Issue Date: 2000
Publisher: IPB University
Abstract: Plywood merupakan salah satu komoditi utama eskpor Indonesia. Sebagai salah satu komoditi unggulan, plywood berperan sebagai penyumbang devisa terbesar kedua dari ekspor non-minyak dan gas bumi Indonesia pada tahun 1995. Menurut FAO ekspor plywood dari Indonesia memenuhi baru sekitar sepertiga kebutuhan dunia Ekspor plywood Indonesia telah berkembang dari US$ 1.7 miliar pada tahun 1987 menjadi US$ 3.8 miliar pada tahun 1995. Indonesia merupakan pengekspor hardwood plywood, mencapai kurang lebih 80% dari pasar hardwood plywood dunia. Pesaing utama Indonesia dalam hal ekspor hardwood plywood dunia adalah Malaysia yang memasok sekitar 12% ekspor hardwood plywood pada tahun 1995. Penggunaan plywood tidak hanya terbatas pada industri-industri besar, tetapi juga menyebar ke sektor industri-industri kecil yang sifatnya home industry. Menurut FAO peluang industri plywood masih besar. Hal itu terlihat dari impor plywood dunia selama 5 tahun terakhir yang cenderung naik. Menurut sumber FAO pada tahun 1992 impor plywood dunia tercatat sebesar 16.485 ribu m³, meningkat menjadi 17.198 ribu m³ pada tahun 1993, kemudian meningkat menjadi 17.750 ribu m³ pada tahun 1994, dan meningkat menjadi 18.152 ribu m³ pada tahun 1996 (CIC, 1998). Kenaikan impor plywood dunia ini merupakan peluang bagi produsen plywood domestik untuk terus meningkatkan pemasarannya ke berbagai negara. Konsumsi plywood dunia akan terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi dunia yang mendorong peningkatan pembangunan perumahan, gedung perkantoran dan dekorasi yang menggunakan kayu olahan. Dalam situasi persaingan di pasar internasional, PT. Daya Sakti Unggul Corporation, Tbk perlu meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksinya melalui peningkatan penguasaan teknologi. Penguasaan teknologi yang lebih baik akan memungkinkan perusahaan melakukan diversifikasi dengan teknologi yang sesuai. Pengetahuan mengenai tingkat penguasaan teknologi oleh perusahaan dapat digunakan untuk menentukan strategi apa yang diperlukan untuk mengejar ketertinggalan tehadap kemampuan teknologi tersebut. Laporan ini membahas kajian tingkat penguasaan teknologi perusahaan dan hasil identifikasi kemampuan teknologi industri plywood di PT. Daya Sakti Unggul Corporation, Tbk. Hasil pengkajian dan identifikasi diharapkan dapat digunakan untuk menentukan strategi perusahaan dalam meningkatkan kemampuan teknologinya. Berdasarkan informasi perkembangan industri plywood dan permasalahan yang dihadapi perusahaan maka rumusan masalah pada geladikarya ini difokuskan pada: "Bagaimana tingkat penguasaan teknologi PT. Daya Sakti Unggul Corporation, Tbk dikaitkan dengan sumberdaya yang dimiliki (komponen teknologi) dan aktivitas perusahaan" Tujuan dari pelaksanaan geladikarya ini adalah untuk menetapkan status komponen teknologi (technoware, humanware, inforware, orgaware) sumberdaya keuangan (finansial) dan aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan kemampuan teknologi, menetapkan tingkat kemampuan teknologi (operatif, akuisitif, supportif, inovatif) di industri plywood, dan memberikan alternatif strategi dalam rangka meningkatkan penguasaan teknologi di perusahaan. Metode yang digunakan pada kegiatan geladikarya ini adalah metode studi kasus dengan menggunakan dua jenis pengumpulan data yaitu data primer dan data skunder. Jenis dan sumber data yang dikumpulkan dalam geladikarya ini adalah data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari internal dan ekstemal perusahaan. Pengambilan contoh terhadap responden dilakukan secara sengaja (purposive). Responden yang diambil sebagai contoh ditetapkan sebanyak 11 orang. Dalam geladikarya ini, metode STMIS (Science and Technological Management Information System) digunakan dalam pengkajian komponen teknologi yaitu technoware, humanware, inforware dan orgaware. Selanjutnya untuk melihat apakah tingkat kecanggihan/kemampuan keempat komponen teknologi (THIO) telah sesuai dengan harapan perusahaan, digunakan metode Mann Whitney U-Test. Sumber daya finansial dan aktivitas yang berhubungan dengan penggunaan bahan baku dan bahan penolong, kebutuhan pengguna (pasar), litbang dan produksi dikaji secara deskriptif. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk melihat seberapa jauh tingkat kepentingan sumberdaya dan aktivitas perusahaan dalam menguasai teknologi. Dengan kata lain, melalui metode AHP dapat diketahui kepentingan relatif tingkat penguasaan teknologi dalam meningkatkan pangsa pasar/daya saingnya. Pengkajian terhadap sumberdaya perusahaan diketahui bahwa (1) tingkat kecanggihan teknologi (technoware) pengolahan plywood di PT. Daya Sakti Unggul memiliki kemampuan mulai dari mesin bermotor hingga mesin khusus, hal tersebut belum sesuai dengan keinginan perusahaan yang mengharapkan tingkat kecanggihannya memiliki kemampuan mulai dari mesin otomatis hingga mesin terpadu (2) tingkat kemampuan sumberdaya manusia (humanware) yang dimiliki perusahaan diklasifikasikan berada pada kemampuan mereparasi sampai kemampuan mengadaptasi, hal tersebut belum sesuai dengan keinginan perusahaan yang menginginkan tingkat kemampuannya berada pada kemampuan menyempurnakan sampai kemampuan inovasi. (3) tingkat kecanggihan pemahaman informasi (inforware) perusahaan berada pada kemampuan menggunakan fakta sampai menggeneralisasi fakta, hal tersebut telah sesuai dengan keinginan perusahaan yang menginginkan pemahaman informasi perusahaan berada pada kemampuan menggeneralisasi fakta sampai mengkaji fakta (4) tingkat kecanggihan organisasi (orgaware) perusahaan diklasifikasikan pada posisi menciptakan pola kerja baru sampai menstabilkan pola kerja, hal tersebut tidak sesuai dengan keinginan perusahaan yang menginginkan tingkat kecanggihan organisasi berada pada kemampuan memapankan pola kerja sampai menguasai pola kerja unggul (5) kinerja keuangan cukup baik. Dari metode AHP diperoleh bahwa sumberdaya, aktivitas dan elemen kemampuan teknologi yang paling penting diperhatikan (diurutkan mulai yang paling diprioritaskan) dalam menguasai teknologi adalah (1) sumberdaya: humanware, finansial, technoware, orgaware dan inforware, (2) aktivitas: produksi, litbang, penyediaan bahan baku dan bahan penolong serta kebutuhan pengguna (pasar) dan (3) elemen kemampuan teknologi inovatif, operatif, suportif dan akuisitif. Perusahaan memiliki kemampuan operatif dan suportif yang cukup kuat, dan hal ini merupakan salah satu kekuatan bagi perusahaan. Demikian juga terhadap perangkat inforware dimana tingkat kecanggihannya telah sesuai dengan keinginan perusahaan. Namun perusahaan juga memiliki kelemahan yaitu PT. Daya Sakti Unggul memiliki kemampuan inovatif dan akuisitif yang rendah, demikian juga terhadap perangkat teknologi, manusia dan organisasi dimana tingkat kecanggihannya belum sesuai dengan keinginan perusahaan. Kemampuan teknologi yang dimiliki perusahaan dapat ditingkatkan agar memiliki kemampuan inovatif dan akuisitif yang tinggi yaitu melalui beberapa strategi, dalam jangka pendek yaitu: (1) meningkatkan disipilin para operator dalam pemeliharaan mesin melalui penyusunan jadwal pemeliharaan mesin, perencanaan pemeliharaan mesin dan jurnal (evaluasi) hasil pemantauan mesin agar pelaksanaannya lebih sistematis, (2) peningkatan kualifikasi persyaratan bagi karyawan baru yang akan masuk ke perusahaan khususunya untuk jabatan penting di perusahaan (misalnya Menejer, Kepala Bagian, Kepala Bidang). Perekrutan karyawan lebih diperketat melalui peningkatan kualifikasi yang telah ditetapkan perusahaan, misalnya karyawan yang akan direkrut untuk jabatan tertentu yang penting minimal berpendidikan S1 dan mampu berbahasa inggris, (3) memperjelas perbedaan tugas antara Kepala Bagian dan Kepala Bidang melalui peninjauan kembali job description sehingga tidak terjadi tumpang tindih pelaksanaan tugas antara Kepala Bagian (Kabag) dan Kepala Bidang (Kabid), (4) meningkatkan kapasitas produksi melalui perbaikan mesin (overhaul), perbaikan komponen mesin (pisau rotary), penambahan mesin (dryer) dan meninjau kembali lay out pabrik, (5) penyediaan sarana dan prasarana di laboratorium sehingga kegiatan yang berhubungan dengan pengujian bahan baku, pengendalian mutu dan kegiatan yang berhubungan dengan penelitian dan pengembangan dapat berjalan dengan baik. Dalam jangka panjang yaitu: (1) meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui peningkatan intensitas pelatihan dan pengembangan sumberdaya manusia baik di bidang manajerial maupun pelatihan di bidang teknis, (2) pemberdayaan sumberdaya manusia (empowerment) melalui kesempatan melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi baik di dalam maupun di luar negeri, dan kesempatan untuk mengikuti seminar, pameran atau workshop baik di dalam maupun di luar negeri, (3) melakukan penggantian mesin lama (replacement) yang sudah tidak layak digunakan karena sudah tidak ekonomis, dengan mesin baru seluruhnya atau bagian per bagian, (4) menerapkan strategi benchmarking (patok duga) dengan perusahaan-perusahaan yang mempunyai pengalaman dalam pengelolaan alat- alat berat (heavy equipment management) termasuk alat-alat pertanian (farming equipment)., (5) melakukan kerjasama (joint venture), (6) pengalokasian dana khusus untuk kegiatan litbang. Saran yang diajukan kepada PT. Daya Sakti Unggul Co, Tbk adalah: (1) meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pelatihan yang intensif baik dari segi manajerial maupun teknikal. Sebelum mengadakan pelatihan dan pengembangan pada karyawan di perusahaan, disarankan untuk terlebih dahulu melakukan analisa kebutuhan pelatihan sehingga proses pelatihan dan pengembangan sumberdaya manusia berjalan sesuai dengan keinginan perusahaan (2) dalam menghadapi era persaingan global, perusahaan dituntut untuk mampu bersaing dalam menghadapi berbagai tantangan dan perubahan yang terjadi melalui strategi benchmarking (patok duga). Sebelum melakukan benchmarking (patok duga) disarankan perusahaan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pentingnya strategi benchmarking diterapkan di perusahaan misalnya melalui analisis kesenjangan terhadap komponen teknologi (THIO) (3) meningkatkan penelitian dalam bidang manajemen sumberdaya manusia, manajemen teknologi dan manajemen strategi di PT. Daya Sakti Unggul Co, Tbk sehingga diperoleh perumusan strategi perusahaan yang lebih mantap.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/151231
Appears in Collections:MT - Business

Files in This Item:
File SizeFormat 
R16DMC.pdf
  Restricted Access
6.14 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.