Analisis Preferensi Konsumen Nata De Coco dan Implikasinya Terhadap Strategi Pemasaran Cv. Citra Pangan Mandiri

Abstract

Nata de coco merupakan produk olahan dari limbah air kelapa yang mulai diproduksi dan diperkenalkan ke masyarakat Indonesia pada tahun 1975. Tetapi produk ini baru dikenal di pasaran pada tahun 1981 dan saat ini sudah tersebar hampir ke seluruh Indonesia. Dengan makin dikenalnya produk nata de coco, minat masyarakat untuk terjun ke bisnis ini semakin meningkat. Industri nata de coco banyak bermunculan, juga di daerah Bogor. Pada saat terjadi krisis moneter sekitar akhir tahun 1997 beberapa industri nata de coco skala kecil cukup terpengaruh, tetapi mendekati akhir tahun 1998 tampaknya mulai banyak lagi industri yang muncul. Hal ini terlihat dari banyaknya merek produk nata de coco yang dilempar ke pasaran. CV Citra Pangan Mandiri merupakan salah satu produsen nata de coco yang harus selalu mengembangkan strategi pemasarannya, terutama dalam mengantisipasi masuknya pesaing baru yang memasang harga sangat rendah dan mengantisipasi perubahan perilaku konsumen dalam kondisi ekonomi yang kurang stabil. Pada dasarnya perusahaan telah menyadari pentingnya mengetahui selera konsumen, yang terlihat dari misi dan tujuan tak tertulisnya untuk memenuhi kebutuhan konsumen nata de coco dan memasarkan nata de coco berkualitas dengan harga terjangkau. Hanya saja perusahaan belum melakukan riset langsung kepada konsumen. Dengan mengetahui preferensi konsumen nata de coco maka CV Citra Pangan Mandiri dapat memperoleh gambaran tentang apa yang diinginkan konsumen dari produk nata de coco dan gambaran produk berkualitas menurut konsumen. Dengan demikian perusahaan dapat menyusun strategi pemasaran yang lebih optimal dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan penjualannya. Berdasarkan kondisi ini maka masalah yang dihadapi CV Citra Pangan Mandiri dapat dirumuskan, yaitu bahwa perusahaan belum memiliki gambaran mengenai preferensi konsumen dan kesadaran konsumen terhadap merek produk nata de coco sehingga strategi pemasaran yang diterapkan belum optimal dalam kondisi persaingan saat ini. Oleh karena itu, geladikarya ini bertujuan untuk: (1) Mengkaji strategi pemasaran produk nata de coco yang dijalankan perusahaan selama ini, (2) Menganalisis preferensi konsumen dan kesadaran konsumen terhadap merek produk nata de coco CV Citra Pangan Mandiri, dan (3) Memformulasi strategi pemasaran produk nata de coco di CV Citra Pangan Mandiri berdasarkan proferensi konsumen dan kesadaran terhadap merek. Geladikarya dilaksanakan di CV Citra Pangan Mandiri Darmaga Bogor, Bulan Agustus sampai Bulan September 1998. Metode penelitian yang digunakan meliputi studi kasus, survei konsumen dan uji panel. Sedangkan data yang digunakan dibagi menjadi data yang bersumber dari konsumen umum, data yang bersumber dari konsumen panel dan data internal perusahaan. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive, yaitu pemilihan sampel yang mewakili konsumen target dan yang mewakili konsumen non target. Konsumen target merupakan konsumen di wilayah pemasaran perusahaan yang dominan yaitu Leuwiliang dan Parung, sedangkan konsumen non target diwakili oleh mahasiswa MMA IPB. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan (1) Wawancara dengan bantuan kuesioner kepada konsumen umum, (2) Uji organoleptik (uji pembedaan) antara produk perusahaan dan pesaing oleh konsumen panel, dan (3) Pengamatan dan wawancara dengan manajemen perusahaan. Selanjutnya data tersebut diolah dengan alat analisis yang sesuai. Alat analisis yang digunakan adalah (1) Tabulasi deskriptif untuk memperoleh gambaran kondisi demografi dan kebiasaan konsumsi nata de coco, (2) Perhitungan persamaan model multi atribut Fishbein untuk mengetahui sikap konsumen terhadap produk perusahaan, dan (3) Uji hipotesa berekor dua untuk mengetahui pengaruh merek terhadap kemampuan panelis membedakan dua sampel produk nata de coco. Berdasarkan perbandingan hasil survei konsumen target dan non target, dapat diketahui perbedaan penting antara keduanya. Konsumen target memiliki pendidikan dan penghasilan lebih rendah, lebih sering membeli nata de coco, membeli nata de coco melalui pasar tradisional, dan mayoritas pernah membeli merek Ta Coco. Sedangkan konsumen non target memiliki pendidikan dan penghasilan lebih tinggi, lebih jarang membeli nata de coco, mayoritas membeli nata de coco melalui supermarket dan belum pernah membeli merek Ta Coco. Dalam hal sikap konsumen target memiliki skor sikap lebih tinggi, tetapi konsumen non target juga memiliki sikap positif (favorable) terhadap produk perusahaan. Berdasarkan analisis kesadaran merek (brand awareness) terlihat bahwa secara umum kesadaran konsumen terhadap merek produk nata de coco masih lemah, dan diperkirakan bahwa secara umum belum terbentuk sikap terhadap merek (brand attitude) pada konsumen. Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa pada saat ini segmen pasar yang paling sesuai dengan kemampuan perusahaan adalah segmen konsumen kelas bawah. Dengan banyaknya pesaing yang membanting harga dan lemahnya kesadaran konsumen terhadap merek, positioning produk merupakan hal yang sangat penting untuk membedakan produk dari pesaing sekaligus membangun kesadaran merek. Positioning yang dianggap tepat untuk kondisi perusahaan saat ini adalah "Produk nata de coco berkualitas dengan harga bersaing" yang harus ditunjang oleh bauran pemasaran yang sesuai. Dalam jangka panjang perusahaan disarankan untuk memanfaatkan peluang dengan memperluas segmen ke konsumen menengah atas yang juga memiliki skor sikap positif (favorable), dan melakukan modifikasi untuk segmen anak-anak dengan nata de coco berwarna-warni dan jelly nata de coco.