Kajian Kebutuhan Pelatihan Bagi Karyawan Bagian Trade Sales Pt.Indexim Aepha (Mead Johson)

Abstract

Dalam suatu perusahaan, sumberdaya manusia merupakan kekayaan utama. Sebagai implikasi dari semakin meningkatnya tingkat persaingan, tuntutan sumberdaya manusia yang berkualitas semakin meningkat pula. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia, yang antara lain dapat dilakukan melalui pelatihan sumberdaya manusia. PT. Indexim Alpha (Mead Johnson) merupakan perusahan besar yang bergerak dalam bidang produk nutrisi. Dalam melakukan usahanya, PT. Indexim Alpha (Mead Johnson) mengembangkan usaha memproduksi susu, dan makanan sehat untuk bayi. Pada saat ini, pihak manajemen sumberdaya manusia di PT. Indexim Alpha (Mead Johnson) telah memberikan beberapa kegiatan pelatihan kepada karyawan, baik untuk bidang teknis maupun di bidang manajerial. Akan tetapi, materi dan jenis pelatihan yang diberikan tidak sepenuhnya berdasarkan analisis kebutuhan pelatihan. Oleh karena itu, belum pernah dilakukannya analisis kebutuhan pelatihan di PT. Indexim Alpha menyebabkan materi dan jenis pelatihan yang diberikan belum tentu merupakan materi dan jenis pelatihan yang ideal/dibutuhkan karyawan. PT. Indexim Alpha (Mead Johnson) menyadari akan pentingnya pelatihan bagi karyawan untuk dapat mengikuti adanya perkembangan dan perubahan teknologi yang terjadi di perusahaan, dan ini yang menyebabkan peranan pelatihan semakin penting di dalam kegiatan perusahaan. Hal lain, yang mendorong perlunya perusahaan memberikan pelatihan karyawan yaitu masih banyak karyawan yang didayagunakan saat ini, memiliki pengalaman yang relatif kurang. Dari identifikasi masalah di atas, masalah yang dihadapi perusahaan berkaitan dengan pelatihan dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) Bagaimana perusahaan merencanakan kebutuhan pelatihan untuk karyawannya berdasarkan uraian pekerjaan yang telah ditetapkan (2) Dalam usaha pengembangan karyawan, apakah telah dilakukan perencanaan secara kontinu yang sesuai dengan kebutuhan karyawannya (3) Berdasarkan program pelatihan baik yang telah diberikan kepada karyawan oleh perusahaan maupun yang akan direncanakan oleh perusahaan, bentuk pelatihan apa yang diberikan karyawan (4) Apakah pelatihan yang telah diberikan telah sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai perusahaan Metode penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Jenis data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara yaitu kuantitatif dan kualitatif. Data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara. Variabel-variabel dari data primer antara lain; kebijakan, kemudahan dan kendala perusahaan dalam melakukan perencanaan dan melakukan program pelatihan, kemampuan karyawan berdasarkan uraian pekerjaan (nilai kemampuan kerja patokan dan nilai kemampuan kerja pribadi karyawan). Sedangkan data sekunder diperoleh dengan melakukan studi pustaka. Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Untuk analisis kebutuhan pelatihan, digunakan model Training Need Assesment Tool (T-NAT). Pengambilan responden dilakukan secara berstrata, dimana sebagai responden utama adalah karyawan pada tingkat manajemen menengah yaitu Field Sales Manager (FSM) = 15 responden, Team Leader (TL) = 15 responden, Promotion Executive (PE) = 15 responden, dan Merchandiser (MD) = 15 responden. ...