Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/151009
Title: Pengembangan Sistem Pelatihan Teknis Substantif Untuk Menunjang Peningkatan Kinerja Pemerintah Dki Jakarta
Authors: Maarif, M Syamsul
Entang, M
Sitorus, Sahat
Issue Date: 1999
Publisher: IPB University
Abstract: Permasalahan sumberdaya manusia yang utama di lingkungan Pemda DKI Jakarta adalah belum optimalnya kinerja aparatur pemerintahan, pelayanan masyarakat belum efektif dan transparan, masih lemahnya birokrasi, serta belum optimalnya kemampuan dan efektivitas organisasi. Untuk memperbaiki kondisi SDM tersebut, tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan dan pelatihan memegang peranan yang sangat penting. Pendidikan dan Latihan Propinsi (Diklatprop) DKI Jakarta, sebagai lembaga yang bertanggung jawab di bidang pendidikan dan pelatihan pegawai, dituntut untuk lebih berperan menyiapkan aparat Pemda DKI Jakarta yang profesional, berkepribadian dan berdisiplin. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, Diklatprop DKI Jakarta perlu mengembangkan suatu sistem pelatihan yang berkualitas. Program pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh Diklatprop DKI Jakarta selama ini diduga kurang memadai, baik dilihat dari proses, isi, dan sistem evaluasinya. Evaluasi yang komprehensif atas sistem pendidikan dan pelatihan ini memang belum dilakukan sehingga gambaran kekuatan dan kelemahan sistem yang ada sekarang tidak begitu jelas. Untuk membentuk sistem pelatihan yang lebih efektif, evaluasi terhadap sistem yang berjalan perlu dilakukan. Berdasarkan penilaian di atas, desain sistem pelatihan yang lebih baik dapat dibentuk. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mendapatkan gambaran tentang efektifitas sistem pelatihan yang diselenggarakan oleh Diklatprop DKI Jakarta saat ini, (2) Menghasilkan sistem pelatihan baru yang lebih integratif meliputi identifikasi kebutuhan pelatihan, bentuk pelatihan dan pengembangannya, evaluasi, dan sasaran-sasaran pelatihannya. Mengingat sistem pendidikan dan pelatihan di Diklatprop DKI Jakarta memiliki cakupan yang sangat luas, penelitian ini dibatasi hanya pada sistem diklat teknis substantif. Fokus penelitiannya adalah evaluasi sistem pelatihan yang sudah berjalan dan memberikan alternatif desain sistem pelatihan, dengan kerangka empat sub-sistem tahapan pelatihan yaitu tahap analisis kebutuhan, pelaksanaan, evaluasi, dan pasca diklat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Dalam metode ini peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan melalui penyebaran kuesioner kepada responden yang terdiri atas peserta diklat dan pengelola diklat. Dalam penelitian ini dipilih dua dinas teknis yang menyelenggarakan diklat teknis substantif terbanyak yaitu Dinas Pekerjaan Umum dan Itwilprop DKI Jakarta. Hasil survei kemudian diolah dengan bagan kontrol p, yang didasarkan atas statistik binomial, untuk melihat aspek-aspek diklat yang sudah memadai dan yang belum memadai. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut dibuat desain sistem pelatihan baru dengan menyempurnakan kelemahan-kelemahan dari hasil evaluasi. Penilaian atas pendidikan dan pelatihan (Diklat) bidang teknis menunjukkan bahwa secara umum peserta diklat menilai diklat tersebut sudah memadai. Namun demikian, berdasarkan analisis setiap faktor dalam setiap tahapan pelatihan, ada beberapa aspek yang sangat perlu untuk ditingkatkan kinerjanya, yaitu: Dalam tahap penilaian kebutuhan yang sangat perlu diperhatikan adalah keterlibatan peserta dalam analisis kebutuhan pelatihan. Dalam tahap desain dan pelaksanaan pelatihan, yang sangat perlu diperhatikan adalah perubahan materi pembelajaran. Dalam tahap evaluasi yang sangat perlu diperhatikan adalah tingkat pencapaian tujuan diklat dan tujuan individu peserta, Dalam tahapan pasca diklat, yang sangat perlu diperhatikan adalah manfaat diklat dalam meningkatkan peranan alumninya terhadap organisasi atau unit kerjanya. Analisis terhadap pendapat peserta atas perubahan setelah mengikuti diklat menunjukkan bahwa diklat yang mereka ikuti telah mengubah secara signifikan kemampuan menjalankan tugas, kinerja, karir, peranan dalam organisasi, serta efisiensinya. Menurut penilaian pengelola, diklat teknis substantif secara umum telah berjalan dengan baik. Namun demikian, analisis per aspek dalam setiap tahapan diklat menunjukkan ada beberapa aspek yang sangat perlu ditingkatkan yaitu: Keterlibatan peserta dalam analisis kebutuhan Perubahan materi pembelajaran Berdasarkan penilaian atas diklat-diklat tersebut, desain diklat substantif yang lebih baik dapat dilakukan. Beberapa aspek yang masih menunjukkan adanya kesenjangan dengan yang diharapkan atau beberapa aspek yang masih kurang memadai dapat diperbaiki dengan mengambil langkah-langkah tertentu. Dengan demikian, desain baru tersebut diharapkan dapat menghasilkan diklat yang lebih efektif. Beberapa saran untuk memperbaiki sistem pelatihan ini adalah: 1. Tahap penilaian kebutuhan pelatihan sebaiknya dilakukan secara formal dengan metode yang melibatkan calon peserta potensial. Metode yang paling mudah dan murah adalah diskusi kelompok dengan calon peserta setelah melakukan analisis organisasi bersama dengan pimpinan unit yang bersangkutan. Perbaikan dalam tahap ini tidak hanya akan memperbaiki mutu analisis kebutuhan tetapi juga aspek- aspek lain dalam tahap pelaksanaan, evaluasi, dan pasca diklat. IPB Ur 2. Pihak Diklatprop sebaiknya dapat berfungsi secara aktif sebagai counsellor atau training specialist yang membantu unit teknis mendesain pelatihan dari tahap analisis kebutuhan, desain program dan pelaksanaan, evaluasi, serta pasca diklat. 3. Desain program pelatihan hendaknya lebih terinci dengan mengikuti proses desain kurikulum dan garis besar program pengajaran dan Diklatprop berperan dalam memfasilitasi unit teknis dan pengajar dalam melaksanakan proses ini. 4. Evaluasi belajar dan evaluasi pelaksanaan diklat yang sifatnya meminta reaksi peserta di akhir pelatihan sebaiknya didesain di awal pelatihan. Apa dan bagaimana (metode) evaluasi yang akan digunakan didiskusikan bersama antara pengajar, unit teknis, dan Diklatprop. 5. Evaluasi hendaknya tidak berhenti pada evaluasi reaktif akan tetapi juga pasca diklat. Unit teknis yang bersangkutan perlu untuk mendefinisikan kriteria kinerja bagi individu, unit kerja, dan organisasi secara keseluruhan, kemudian memilih cara evaluasi dan mengimplementasikan evaluasi pasca diklat dengan dukungan dari Diklatprop.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/151009
Appears in Collections:MT - Business

Files in This Item:
File SizeFormat 
EK1SSS.pdf
  Restricted Access
3.21 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.