Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/150602
Title: Komposisi minyak nilam berdasarkan faktor varietas dan kondisi budi daya
Authors: Rusli, Meika Syahbana
Apriyantono, Anton
Pustikasari, Nurul
Issue Date: 2011
Publisher: IPB University
Abstract: Minyak nilam adalah minyak atsiri yang paling penting di Indonesia secara ekonomis. Minyak nilam banyak dipergunakan sebagai bahan baku dalam berbagai industri, misalnya pada industri parfum, kosmetik, essence, farmasi, dan flavoring agent. Mutu dari minyak nilam ditentukan oleh aroma yang memiliki karakteristik tertentu yang ditentukan oleh komposisi senyawa yang terkandung dalam minyak nilam. Proses identifikasi senyawa dapat dilakukan dengan menggunakan analisis GC- MS. Karakteristik aroma dan komposisi minyak nilam sangat berkaitan dengan varietas, lokasi penanaman, pola budidaya, proses dan kondisi saat pemanenan, dan penanganan pasca panen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas nilam, dan kondisi budi daya terhadap komposisi aroma minyak nilam. Pada penelitian ini bahan yang digunakan ialah tanaman nilam yang berasal dari kota Kuningan, Jawa Barat dengan dua jenis varietas, yaitu varietas Sidikalang dan Tapak Tuan. Kondisi budi daya dibedakan oleh kelompok pola budi daya yaitu polikultur dan monokultur, dan lokasi penanaman yaitu ketinggian lebih dari 800 m dan 400 m dpl. Penelitian ini tidak melakukan pengendalian pada proses budi daya dan lingkungan seperti jenis tanah, pH tanah, pembibitan, pemupukan, pengairan, dan jenis tanaman sela pada pola budi daya polikultur. Tanaman yang digunakan merupakan tanaman yang telah ditanam dan siap panen pada usia panen 3-4 bulan. Tanaman nilam selanjutnya dikeringkan, dirajang dengan menggunakan pisau hingga ukuran 3-5 cm, kemudian disuling pada ketel suling kapasitas 2 kg berat basah. Hasil dari penyulingan tersebut ialah minyak nilam yang selanjutnya dianalisis komposisinya dengan metode GC-MS. Alat GC-MS yang digunakan ialah Agilent GC 7890A MS 5975C dengan kolom kapiler DB-5 (30 m x 0.25 mm x 0.25 µm). Kondisi proses: Suhu awal pada program diatur pada suhu 50°C ditahan selama 2 menit, kemudian suhu dinaikkan. Pada suhu 50°C-99°C kenaikan suhu 10°C/menit. Pada suhu 99°C-225°C kenaikan suhu diturunkan menjadi 2°C/menit. Setelah suhu mencapai 225°C, suhu ditahan selama 2 menit, kemudian dinaikkan kembali 5°C/menit hingga 250°C. Selanjutnya dilakukan identifikasi dengan analisis spektra massa dan penentuan LRI. Berdasarkan hasil penyulingan, tanaman nilam memiliki rendemen diatas 2%. Umur tanaman nilam akan mempengaruhi rendemen yang dihasilkan seperti pada varietas Sidikalang dengan pola budi daya monokultur dan polikultur pada ketinggian 800 m dpl dengan usia tanaman 3 tahun memiliki rendemen yang lebih rendah dibandingkan tanaman nilam lainnya yang memiliki usia tanaman 2 sampai 3 tahun, yaitu 2.75% dan 2.00%. ,,,
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/150602
Appears in Collections:UT - Agroindustrial Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
F11npu.pdf
  Restricted Access
2.25 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.