Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/150557
Title: Struktur lanskap pekarangan perdesaan di daerah aliran sungai (DAS) Cianjur, Cisokan, Citarum Tengah, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat
Authors: Arifin, Hadi Susilo
Arifin, Nurhayati H.S.
Putra, Novvy Riza Pahlevy Hidayat
Issue Date: 2001
Publisher: IPB University
Abstract: Sejalan dengan perkembangan pola hidup penduduk perdesaan, yang dipengaruhi oleh kehidupan perkotaan, maka struktur lanskap pekarangan pun diperkirakan mengalami perubahan. Perubahan ini meliputi unsur fisik, biologi, sosial budaya dan ekonomi. Perubahan ini diperkirakan akan berdampak pada kelestarian lingkungan hidup, kondisi lingkungan dan sosial budaya masyarakat. Atas dasar hal tersebut maka penelitian mengenai struktur lanskap pekarangan perdesaan perlu dilakukan, khususnya untuk mengetahui pola lanskap di daerah aliran sungai yang memiliki perbedaan keadaan bio-klimatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui struktur lanskap pekarangan perdesaan yang meliputi elemen-elemen pekarangan dan tata letak/tata ruang serta faktor-faktor yang mempengaruhi struktur lanskap pada tiga lokasi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cianjur Cisokan Citarum Tengah, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Februari Maret 2000 dilanjutkan pada bulan Agustus - September 2000 di tiga lokasi yang memiliki ketinggian berbeda yaitu Desa Galudra Kecamatan Cugenang sebagai daerah atas (ketinggian 1000- 2200 m dpl), Desa Mangunkerta Kecamatan Cugenang sebagai daerah tengah (ketinggian 700-1000 m dpl) dan Desa Selajambe Kecamatan Sukaluyu sebagai daerah bawah (ketinggian 300 m dpl). Ketiga lokasi tersebut berada di Kabupaten Cianjur-Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan Metode Survei, yang terdiri dari tiga tahapan yaitu: Fase pra-penelitian lapang, berupa penentuan 20 sampel di tiga desa; Fase penelitian lapang, dilakukan untuk mengumpulkan data yang meliputi: data fisik, biologi, lingkungan, sosial budaya & ekonomi; dan Fase pasca-penelitian lapang, berupa pengolahan data lapang, kemudian menganalisisnya secara deskriptif dan dengan analisis statistik. Diduga pekarangan perdesaan terbentuk mulai dari daerah dataran rendah karena memiliki lereng yang relatif datar dan keadaan iklim yang lebih sesuai. Pada daerah atas, pekarangan tertua dibentuk pada tahun 1952, di daerah tengah, pekarangan tertua dibentuk pada tahun 1943 dan pada daerah bawah, pekarangan tertua dibentuk pada tahun 1930. Tanah pekarangan berasal dari kebun, tegalan dan tanah kosong. Bentuk blok merupakan bentuk yang dominan pada pekarangan di ketiga lokasi penelitian, karena bentuknya yang sederhana dan umum digunakan oleh masyarakat dengan keterbatasan lahan dan topografi yang relatif tidak datar. Struktur bangunan rumah pada daerah atas dan tengah didominasi oleh struktur permanen, sedangkan di daerah bawah struktur non-permanen. Bentuk permanen ini selain untuk melindungi penghuninya dari gangguan rasa dingin udara pegunungan juga merupakan indikator tingkat ekonomi dan urbanisasi di perdesaan, sedangkan bentuk atap rumah pada lokasi penelitian umumnya suhunan jolopong dan parahu kumureb. Bentuk ini sederhana dan mudah disesuaikan dengan pembagian ruang di dalam rumah dan mudah dikombinasikan bentuknya dengan bentuk bangunan rumah yang baru bila direnovasi…dst
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/150557
Appears in Collections:UT - Agronomy and Horticulture

Files in This Item:
File SizeFormat 
A01nrp.pdf
  Restricted Access
24.19 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.