Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/150296
Title: Evaluasi karakter morfologi dan agronomi 12 genotipe F1 kedelai (Glycine max (L) Merr.) pada keadaan ternaungi
Authors: Sopandie, Didy
Trikoesoemaningtyas
Wijayanti, Laksita
Issue Date: 2003
Publisher: IPB University
Abstract: Penelitian ini dilaksanakan untuk mengevaluasi 12 genotipe FI kedelai pada keadaan ternaungi 50%. Genotipe F1 tersebut merupakan hasil persilangan 4 tetua kedelai Ceneng, Pangrango, Slamet dan godek A. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2002-Agustus 2002 di Kebun Percobaan Pusat Studi Pemuliaan Tanaman, Institut Pertanian Bogor. Cikabayan, Darmaga, Bogor. Percobaan dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan anak contoh. Terdapat 16 genotipe kedelai yang terdiri dari 12 genotipe F1, 2 genotipe tenggang (Ceneng dan Pangrango) serta 2 genotipe peka (Slamet dan Godek A) sebagai perlakuan yang diulang 3 kali, sehingga terdapat 48 satuan percobaan. Tiap genotipe terdiri dari 5 tanaman sehingga total terdapat 240 tanaman. Pengamatan dilakukan terhadap 3 tanaman contoh pada masing-masing satuan percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara genotipe F1 dan pembanding memiliki persamaan tipe pertumbuhan, warna hipokotil serta warna bunga. Perbedaan karakter morfologi terjadi pada karakter warna bulu, warna daun, warna polong masak, warna kulit biji dan warna hillum. Genotipe berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah buku, sampel luas daun, umur berbunga, umur panen, jumlah polong total, jumlah polong isi dan hampa, persentase pilong isi dan hampa, jumlah biji per polong, bobot biji per tanaman dan bobot 25 butir. Tidak terdapat perbedaan jumlah cabang diantara genotipe F1 dan genotipe pembanding Genotipe hasil persilangan Slamet x Pangrango dan Slamet x Ceneng memiliki bobot 25 butir, persentase polong isi, penurunan jumlah polong hampa dan penurunan umur berbunga melebihi genotipe tenggang Ceneng dan Pangrango sedangkan genotipe F1 Pangrango x Godek A memiliki jumlah polong total dan jumlah polong isi melebihi Ceneng dan Pangrango. Terdapat perbedaan tingkat heterosis diantara ke-12 genotipe F1 yang diteliti. Genotipe hasil persilangan Slamet x Godek A memiliki memiliki nilai heterosis tertinggi untuk peubah tinggi tanaman (22.23%), sampel luas daun (16.73%), persentase polong isi (1.46%), penurunan jumlah dan persentase polong hampa (-27.82% dan 30.19%), umur berbunga (-16.08%) dan umur panen (- 3.21%). Genotipe F1 Slamet x Pangrango memiliki nilai heterosis tertinggi bobot biji per tanaman (64.58%) dan bobot 25 butir (13.06%). Peningkatan jumlah polong total dan polong isi tertinggi terdapat pada genotipe F1 Pangrango x Godek A, dengan nilai heterosis berturut-turut sebesar 44.04% dan 46.86%. Hasil uji t student menunjukkan adanya perbedaan antara genotipe F1 dan resiproknya pada karakter tinggi tanaman, jumlah buku, sampel luas daun, umur berbunga, umur panen, jumlah polong total, jumlah polong isi, bobot biji per tanaman dan bobot 25 butir. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh tetua betina….
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/150296
Appears in Collections:UT - Agronomy and Horticulture

Files in This Item:
File SizeFormat 
A03lwi.pdf
  Restricted Access
13.42 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.