Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/150207
Title: Kemungkinan penggunaan ampas sagu metroxylon (Metroxylon sp) dan ampas sagu aren (Arenga pinnata) dalam ransum ternak ruminansia - pengamatan in vitro
Authors: Parakkasi, Aminuddin
Suryahadi
Syahriani
Issue Date: 1989
Publisher: IPB University
Abstract: Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi dasar tentang kemungkinan penggunaan ampas sagu metroxylon dan ampas sagu aren sebagai bahan makanan ternak ruminansia, dalam hal ini terutama sebagai bahan makanan ternak sumber energi atau sebagai pengganti hijauan. Pengamatan dilakukan dengan teknik in vitro di laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor dari bulan Pebruari sampai bulan April 1988. Perlakuan dalam penelitian ini adalah penggunaan ampas sagu Metroxylon berturut-turut 0 persen (RM), 6 persen (RM), 12 persen (RM), 18 persen (RM) dan 45 persen (pembanding RM) serta perlakuan penggunaan ampas sagu aren berturut-turut O persen (RA), 10 persen (RA), 20 persen (RA), 30 persen (RA) dan 40 persen (RA). Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok pola tunggal dengan sumber inokulum sebagai kelompok sebanyak tiga kelompok. Parameter yang diukur terdiri dari produksi N-NH, VFA total, koefisien cerna bahan kering (KCBK) dan koefisien cerna bahan organik (KCBO). Hasil analisa sidik ragam menunjukkan bahwa penggunaan ampas sagu metroxylon dalam ransum ternak ruminansia sampai tingkat 18 persen tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata terhadap produksi N-NH, dan VFA Total. Produk- si N-NH, masing-masing perlakuan RM, RM, RM dan RM, berturut-turut sebanyak 6.75, 6.61, 7.58 dan 6.41 mM, 4 sedangkan produksi VFA total adalah sebanyak 170.0, 156.7, 224.2 dan 175.8 mM. Produksi N-NH, dan VFA total juga ti- dak berbeda nyata dari uji jarak duncan. Untuk ransum pembanding RM diperoleh hasil produksi N-NH, dan VFA total masing-masing sebesar 9.06 dan 189.2 mM. Nilai KCBK masing-masing perlakuan RM berturut-turut sebesar 45.14, 43.77, 40.90 dan 40.50 persen. Dari analisa sidik ragam memperlihatkan nikai KCBK yang berbeda nyata (P<0.05) dengan perlakuan RM, mempunyai nilai KCBK tertinggi. Untuk rahsum RM yang mengandung ampas sagu metroxylon sebesar 45 persen mempunyai nilai KCBK sebesar 40.40 persen. ...
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/150207
Appears in Collections:UT - Nutrition Science and Feed Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
D89sya1.pdf
  Restricted Access
10.82 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.