Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/149995
Title: Analisis pemasaran bawang Merah : Kasus desa Sukamaju, Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung, Jawa Barat
Authors: Kuntjoro
Wahyuni, Sri
Issue Date: 1997
Publisher: IPB University
Abstract: Bawang merah merupakan salah satu tanaman hortikultura yang banyak ditanam di Indonesia, khususnya di kabupaten Bandung. Di daerah penelitian, bawang merah menjadi komoditas utama dalam usahatani dan menjadi tumpuan hidup sebagian besar masyarakatnya. Namun harga komoditas ini cenderung berflluktuasi. Adanya fluktuasi harga yang tinggi akan merugikan petani sekaligus konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat sistem pemasaran dan mempelajari keterpaduan pasar bawang merah di kabupaten Bandung. Penelitian dilakukan di desa Sukamaju, kecamatan Cimaung, kabupaten Bandung. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Sedangkan analisis yang dilakukan adalah analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kuantitatif meliputi analisis marjin pemasaran dan analisis keterpaduan pasar. Analisis kualitatif meliputi saluran pemasaran, konsentrasi pasar dan penentuan harga. Umumnya saluran pemasaran yang ada di desa Sukamaju adalah dari petani ke bandar desa, kemudian grosir di Pasar Induk Caringin (PIC) atau Pasar Induk Kramat Jati (PIKJ) dan terakhir ke pengecer. Sistem penjualan petani ke bandar adalah tebasan. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan modal dalam kegiatan panen dan pasca panen serta penyimpanan, adanya kebutuhan hidup sehari-hari serta kebiasaan untuk tidak mau repot dari petani. Berdasarkan analisis marjin pemasaran pada PIC menunjukkan bagian harga yang diterima petani (farmer's share) dari konsumen akhir sebesar 54 persen dan marjin pemasaran sebesar 46 persen. Total marjin ini terdiri dari biaya pemasaran sebesar 9 persen dan keuntungan sebesar sebesar 37 persen. Sementara pada PIKJ, bagian harga yang diterima petani sebesar 56 persen dan marjin pemasaran sebesar 44 persen. Marjin ini terdiri atas biaya pemasaran sebesar 16.35 persen dan keuntungan sebesar sebesar 27.65 persen. Untuk PIC keuntungan tertinggi berada pada pengecer dan biaya tertinggi berada pada bandar. Sedangkan pada PIKJ, keuntungan dan biaya tertinggi berada pada bandar. Tingginya tingkat keuntungan pada pengecer dikarenakan pengecer berhadapan langsung dengan konsumen akhir dan volume penjualannya yang relatif kecil. Sedangkan besarnya biaya pada bandar disebabkan banyaknya perlakuan yang dilakukan bandar dibanding lembaga pemasaran yang lain…dst
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/149995
Appears in Collections:UT - Agronomy and Horticulture

Files in This Item:
File SizeFormat 
A97swa1.pdf
  Restricted Access
15.62 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.