Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/149817
Title: Mempelajari Pengaruh Beberapa Cara Perontokan Padi Varietas IR-26 Terhadap Kwalitas Hasil Perontokan
Authors: Abdullah, Kamaruddin
Hernowo, Agustinus
Issue Date: 1979
Publisher: IPB University
Abstract: Beras merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar rakyat Indonesia. Kira-kira 70 persen dari petani di Indonesia adalah petani padi. Salah satu usaha dalam peningkatan produksi beras di Indonesia adalah dengan memperbaiki dan menyediakan fasilitas pengolahan padi yang lebih baik dari keadaan sekarang ini. Menurut perkiraan (WEITZ HETTLESATER ENGINEERS, 1972; BULOG, 1979) kehilangan padi dari mulai proses panen sampai ke pemasaran di Indonesia kurang lebih 25 persen. Berdasarkan produksi beras yang pernah dicapai oleh Indonesia yaitu pada tahun 1978, maka dengan penanganan lepas panen yang lebih baik merupakan penghematan bagi pemerintah Indonesia sebesar Rp 312,62, milyar (BULOG, 1979). Cara perontokan padi yang umum dilakukan di Indonesia adalah dengan cara membanting (hand-beating) dan menginjak (iles), sedangkan penggunaan mesin perontok padi masih terbatas (SOEDIYANTO, 1971; CAMPBELL J.K, 1976). Perontokan merupakan salah satu bagian dari pengolahan padi menjadi beras, yang memerlukan penanganan yang tepat karena banyak pengaruhnya terhadap "losses" Penanganan yang tepat adalah bila pekerjaan itu dilakukan dengan cepat pada waktu panen yang tepat dengan menghasilkan "losses" yang minimum. Di dalam penelitian ini dicoba untuk melakukan pengukuran pengukuran langsung terhadap faktor-faktor penentu dalam perontokan seperti kadar air gabah, waktu panen, lama perontokan serta kwalitas hasil perontokan, untuk mendapatkan angka-angka yang dapat dipakai sebagai patokan dalam menentukan kondisi serta saat perontokan yang tepat untuk mendapatkan beberapa kemungkinan cara penanganannya. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kapasitas perontokan dengan cara membanting adalah 19,0 kg perjam (berdasarkan kadar air 14% W.B); iles 29.0 kg per jam sedangkan dengan "thresher" cara "throw-in" 244.0 kg per jam dengan cara hold on adalah 73.0 kg per jam. Kehilangan gabah pada waktu perontokan berupa gabah tak terontok maupun "cleaning losses" dengan cara membanting adalah 1,5 persen, iles 0,5. persen sedangkan dengan "thresher" dara "throw-in" 0,6 persen dan cara "hold-on" adalah 1,3 persen. Penundaan waktu panen mempunyai pengaruh terhadap kerusakan biji berupa biji retak/patah dalam kaitannya dengan alat perontok yang digunakan. Kadar air gabah antara 24 sampai 27 persen padá waktu perontokan menunjukkan hasil persentase beras kepala yang diperoleh kembali setelah penggilingan yang paling tinggi. Perontokan dengan "thresher" cara "throw-in"ditinjau dari pemakaian waktu serta kwalitas hasil perontok an menunjukkan keadaan yang lebih baik dibandingkan dengan cara membanting maupun cara iles.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/149817
Appears in Collections:UT - Agricultural and Biosystem Engineering

Files in This Item:
File SizeFormat 
F79ahe.pdf
  Restricted Access
9.95 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.