Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/149735
Title: Studi Erosi dan Sedimentasi di Waduk Karangkates Daerah Aliran Sungai Brantas Hulu
Authors: Hardjoamidjojo, Soedodo
Kalsim, Dedi Kusnadi
Hartanta
Issue Date: 1983
Publisher: IPB University
Abstract: Pembangunan waduk dan bendungan diperlukan untuk memanfaatkan sumber daya air dan mempertahankan kemampuan hidroorologi daerah aliran sungai (DAS) disamping usaha-usaha jangka panjang secara vegetatif dengan mempertimbangkan potensi fisik wilayah. Daya guna dan umur waduk sangat ditentukan oleh proses erosi dan sedimentasi yang terjadi disamping pertumbuhan gulma air. Erosi yang terjadi berasal dari DAS yang dibendung dan daerah tampung waduk, yang akhirnya sedimen hasil erosi tersebut akan tersedimentasi di dalam waduk. Penelitian ini diadakan untuk mengidentifikasi tanah kritis berdasarkan permasalahan erosi, memperkirakan laju erosi dan sedimentasi, usaha pengendalian erosi, dan studi perbandingan antara Metode USLE dengan Sedimen Deposit. Hasil pendugaan erosi dengan Metode USLE dari DAS sebesar 23 950 538 ton/tahun, yang terbagi menjadi erosi kelas I seluas 82 640 ha (40.3%), erosi kelas II seluas 81 590 ha (39.8%) dan erosi kelas III seluas 40 770 ha (19.9%). Hasil perhitungan Sedimen Deposit menunjukkan bahwa laju sedimentasi di dalam waduk sebesar 2 045 000 m³/ta- hun atau sebesar 2 474 450 ton/tahun ("unit wet" sedimen 1.21 gram/cm³). Laju sedimentasi tersebut menyebabkan umur efektif waduk turun menjadi 24% dari umur yang di- rencanakan semula, yaitu menjadi 44 tahun. Untuk mengembalikan umur efektif waduk seperti yang direncanakan semula yaitu selama 180 tahun maka erosi yang diijinkan dari DAS adalah 24% dari erosi yang terjadi saat ini, yaitu menjadi 5 748 129 ton/tahun atau rata- rata 28.0 ton/ha/tahun. Akibat pembatasan erosi tersebut maka ada daerah kritis erosi seluas 102 310 ha (49.9%) perlu mendapat prioritas pengendaliannya. Salah satu alternatif pengendalian erosi adalah per- baikan nilai CP (faktor tanaman dan konservasi). Dengan diketahuinya nilai CP maksimum yang menjadikan besar erosi sesuai dengan erosi yang diijinkan, maka pola perencanaan pembudidayaan lahan dapat ditentukan. Hasil studi perbandingan antara Metoda USLE dengan Sedimen Deposit mendapatkan faktor pengganda k=0.1 yang berarti pendugaan erosi dengan Metoda USLE adalah 10 kali lebih besar dari pada Perhitungan Sedimen Deposit untuk daerah aliran sungai Brantas Hulu.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/149735
Appears in Collections:UT - Agricultural and Biosystem Engineering

Files in This Item:
File SizeFormat 
F83har.pdf
  Restricted Access
3.29 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.