Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/149730
Title: Pemanfaatan Kulit Udang menjadi Kitosan sebagai Bahan Antibakteri dan Pengawet Alami pada Filet Kakap Merah (Lutjanus sp.)
Authors: Indrasti, Nastiti Siswi
Suprihatin
Setiawan, Wahyu Kamal
Issue Date: 2012
Publisher: IPB University
Abstract: Kulit udang merupakan limbah dalam industri pengolahan udang yang porsinya mencapai 30-70%. Kulit udang mengandung hampir 20% kitin yang dapat dimanfaatkan dalam pembuatan kitosan sebagai bahan antibakteri alami. Kitosan dan senyawa turunannya telah diterima dalam bidang mikrobiologi sebagai antibakteri yang bersifat biocompatible, bioantigenik, biofungsional, dan tidak toksik sehingga aman digunakan untuk meningkatkan daya awet atau umur simpan produk pangan. Pemanfaatan kitosan dan kombinasinya dengan ekstrak biji pala diharapkan dapat menggantikan bahan pengawet kimia. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan kitosan dari limbah cangkang udang dan mencari aktivitas antibakteri terbaik dari kitosan dan kombinasinya dengan ekstrak biji pala. Perlakuan yang memiliki aktivitas antibakteri terbaik selanjutnya diaplikasikan pada filet kakap merah untuk mengetahui daya awetnya. Penelitian dilakukan dua tahap diawali dengan proses produksi kitosan, tahap ladalah pengujian aktivitas antibakteri dari kitosan dan kombinasinya dengan ekstrak biji pala, sedangkan tahap IIadalah aplikasi dari perlakuan aktivitas antibakteri terbaik tahap 1 pada filet kakap merah untuk mengetahui daya awetnya. Produksi kitosan meliputi proses deproteinisasi dengan HCI 1.5 N: proses demineralisasi dengan NaOH 3.5 N; serta proses deasetilasi dengan NaOH 50%. Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi sumur agar dan dianalisis secara kuantitatif menggunakan metode total plate count (TPC). Bakteri uji yang digunakan adalah Escherichia coli dan Salmonella sp. Perlakuan yang digunakan adalah kitosan 1%, kitosan 1.5%, kitosan 2%, ekstrak biji pala 5%, ekstrak biji pala 10%, kitosan 1% + ekstrak biji pala 5%, kitosan 1% ekstrak biji pala 10%, kitosan 1.5%+ ekstrak biji pała 5%, kitosan 1.5%+ ekstrak biji pala 10%, kitosan2%+ ekstrak biji pala 5%, kitosan 2% ekstrak biji pala 10%, asam asetat 1%, dan kontrol (tanpa perlakuan). Perlakuan terbaik dari penelitian tahap I diaplikasikan pada filet kakap merah. Prosedurnya adalah filet kakap merah segar direndam dalam larutan yang mengandung perlakuan terbaik selama 5 menit, disimpan pada suhu dingin 4 ± 1°C selama 12 hari. Pengamatan dilakukan setiap empat hari sekali dengan parameter uji: TPC, PH, TVB, dan organoleptik. Kitosan yang dihasilkan memiliki rendemen 17% dengan karakteristik: kadar air 7.89% kadar abu 0.79%, dan kadar protein 5.86%. Perhitungan derajat deasetilasi dilakukan setelah pengujian menggunakan FTIR. Berdasarkan perhitungan, derajat deasetilasi kitosan diketahui sebesar 73.38% dan telah memenuhi standar komersial yang ada sebagai bahan antibakteri. Hasil pegujian aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa kombinasi larutan kitosan 1.5% dan ekstrak pala 10% memiliki efek penghambatan yang sinergisterhadap kedua bakteri uji. Kombinasi kitosan 1.5% dan pala 10% memiliki aktivitas antibakteri lebih baik dari pada larutan uji yang lain dengan diameter penghambatan sebesar 34.60 ± 0.57 mm terhadap Escherichia coli dan 34.30 ± 0.28 mm terhadap Salmonellatyphii…dst
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/149730
Appears in Collections:UT - Agroindustrial Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
F12wks.pdf
  Restricted Access
911.75 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.