Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/149710
Title: Kajian penggunaan selulosa mikrobial sebagai pensubstitusi selulosa kayu dalam pembuatan kertas
Authors: Syamsu, Khaswar
Roliadi, Han
Erythrina, Sinta
Issue Date: 2012
Publisher: IPB University
Abstract: Kertas merupakan bahan berupa lembaran tipis, terbuat dari bahan serat berselulosa yang saling menjalin satu sama lain berdasarkan sifat polaritas serat. Kertas dibuat dengan memberikan ekanan pada jalinan serat setelah meratakan permukaannya dengan bantuan air, kemudian mengeringkannya. Permintaan kertas semakin meningkat seiring semakin luasnya fungsi dan penggunaan kertas di masyarakat, yaitu sebagai alat dokumentasi, kemasan dan alat promosi. Selama ini bahan baku kertas lebih banyak menggunakan selulosa kayu dan berakibat pada meningkatnya laju deforestasi hutan-hutan Indonesia. Laju deforestasi hutan Indonesia meningkat 2% per tahun. Hal ini memberikan dampak yang negatif bagi Indonesia dan dunia, karena hutan Indonesia yang sekaligus merupakan paru-paru dunia semakin lama kehilangan fungsinya sebagai penghasil Oksigen dan penyerap CO₂. Jika hal ini terus dibiarkan maka pemanasan global akan semakin parah dan berefek lebih besar bagi dunia, salah satunya adalah perubahan iklim global. Selulosa mikrobial dapat digunakan sebagai sumber alternatif selulosa pada pembuatan kertas. Selulosa mikrobial merupakan hasil metabolisme mikroorganisme dari spesies Acetobacter pada fedia yang mengandung gula. Selulosa mikrobial memiliki beberapa kelebihan yaitu tingkat emurnian yang tinggi, tingkat kristalinitas yang tinggi serta produktivitas yang baik. Kemurnian selulosa mikrobial karena tidak adanya kandungan lignin dan hemiselulosa pada selulosa mikrobial, sehingga tidak diperlukan proses delignifikasi. Penggunaan selulosa mikrobial sebagai bahan baku pembuatan kertas telah terbukti pada berbagai penelitian hanya saja belum dapat diaplikasikan pada mesin industri. Penelitian ini bertujuan untuk mengkombinasikan selulosa kayu dan selulosa mikrobial dalam prosentase yang optimal, sehingga dapat diaplikasikan pada mesin industri. Pada penelitian ini juga dilakukan analisis peranan selulosa mikrobial dalam mengurangi penggunaan selulosa kayu. Proses pembuatan kertas dengan kombinasi selulosa ini tidak jauh berbeda dengan pembuatan kertas pada umumnya, namun tanpa tahap delignifikasi dan pemutihan. Selulosa kayu yang digunakan merupakan selulosa kayu yang telah menjadi lembaran pulp, sehingga hanya perlu proses penguraian serat saja dengan penggilingan dan penambahan air. Selulosa kayu yang digunakan merupakan Selulosa yang tergolong pada serat sedang (1.466,36 mikron) dan serat tipis, yang berasal dari pohon berdaun lebar yaitu pohon yang umumnya ada di hutan-hutan Indonesia. Pada penelitian ini digunakan bahan aditif yaitu, 2,5% tapioka, 2% alum dan 5% kaolin. Tapioka berfungsi sebagai bahan pengisi pori-pori kertas (sizing), sedangkan penambahan kaolin bertujuan untuk meningkatkan derajat putih kertas, meningkatkan opasitas cetak serta memperbaiki kehalusan kertas. Penggunaan alum bertujuan untuk meningkatkan ikatan antar serat. Alum akan mengubah gaya tolak menolak antar ikatan serat dan bahan tambahan lain menjadi saling tarik menarik. tara Tahapan pada penelitian ini adalah penyiapan bahan baku, pencampuran pulp, pencetakan kertas, kemudian uji fisik kertas. Kombinasi campuran pulp selulosa kayu dan pulp selulosa microbial…dst
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/149710
Appears in Collections:UT - Agroindustrial Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
F12ser.pdf
  Restricted Access
1.01 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.