Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/149659
Title: Penerapan produksi bersih (cleaner production) pada industri pengolahan siomay udang di Cirebon - Jawa Barat
Authors: Salamah, Ella
Ibrahim, Bustami
Diyana, Henry Eka
Issue Date: 2012
Publisher: IPB University
Abstract: Industri siomay udang merupakan salah satu industri yang bergerak dibidang pengolahan perikanan. Siomay adalah produk modifikasi olahan kamaboko berbahan baku udang, sayuran, dan tepung terigu. Siomay udang dibuat dengan campuran surimi, udang, bumbu-bumbu, bahan pengental, dan dibungkus kulit pangsit. Tingginya permintaan pengolahan udang akan mempengaruhi tingkat produksi dalam pengolahannya dan akan memberikan dampak terhadap lingkungan sekitar. Produksi bersih dapat menjadi suatu alternatif dalam strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventive pencegahan) dan terpadu. P ㅎ Tujuan penelitian ini adalah mempelajari potensi penerapan produksi bersih pada proses produksi siomay udang, menganalisis limbah-limbah yang dihasilkan dari setiap lini produksi, menganalisis produksi bersih berdasarkan aspek teknis, Lingkungan, dan ekonomi untuk mendapatkan alternatif strategi. Penelitian ini dilakukan di industri pengolahan siomay udang kota Cirebon, Jawa Barat pada bulan Februari hingga April 2012. ertan Proses produksi siomay udang di industri terdiri atas pengangkutan dan penerimaan bahan baku, pencucian, pemotongan kepala, sizing, pengupasan, perendaman, pencampuran, penimbangan, pembungkusan, pemasakan, pembekuan, pengemasan, penyimpanan, dan pengepakan barang (stuffing). Cotensi penerapan produksi bersih diperoleh dari hasil analisis neraca massa proses produksi. Perusahaan dapat memproduksi siomay udang sebanyak 1.052,016 kg/21 g dengan jumlah siomay sebanyak 50.096 buah setara dengan 5.009 bungkus siomay udang. Limbah cair yang diperoleh sebesar 9249,811 kg dan limbah padat sebesar 214,62 kg sehingga perlu dilakukan penanganan limbah. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa opsi produksi bersih yang dapat diterapkan antara lain mendesain tempat penampungan sisa air pencucian udang untuk proses pencucian kembali sebelum masuk ke inlet yang akan menuju ke IPAL, pemanfaatan kepala udang menjadi soup, dan pemanfaatan kulit udang mejadi flavour. Keseluruhan opsi kemudian dikaji dari aspek teknis, lingkungan, dan ekonomi. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa opsi mendesain tempat penampungan sisa air pencucian udang untuk proses pencucian kembali (Sebelum masuk ke inlet menjadi prioritas utama, sedangkan pemanfaatan kulit @dang menjadi flavour dan pemanfaatan kepala udang menjadi soup menjadi prioritas kedua dan ketiga. Tahap selanjutnya adalah kajian langsung di lapangan dengan penentuan implementasi produksi bersih menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP). Rasio konsistensi yang diperoleh sebesar 3%. Hasil @jternatif untuk pelaksanaan penerapan produksi bersih di perusahaan adalah Kebijakan industri tersebut dan opsi yang memperoleh prioritas tertinggi adalah penggunaan kembali sisa air pencucian udang untuk proses pencucian kembali sebelum masuk ke inlet. ...
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/149659
Appears in Collections:UT - Aquaculture

Files in This Item:
File SizeFormat 
C12hed.pdf
  Restricted Access
25.83 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.