Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/149345
Title: Karakteristik erapan kation Fe (III) dan AI pada tiga tingkat dekomposisi tanah gambut dari Kalimantan Tengah
Authors: Sabiham, Supiandi
Leiwakabessy, Fred M.
Ferhi, Dwi Ardama
Issue Date: 1997
Publisher: IPB University
Abstract: Pemanfaatan tanah gambut untuk pertanian menghadapi salah satu masalah mendasar berupa tingginya kandungan asam-asam organik toksik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik erapan kation Fe³ dan Al pada tiga + tingkat dekomposisi tanah gambut dari Kalimantan Tengah berdasarkan kurva erapan Langmuir. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, IPB. Penelitian ini dimulai sejak bulan Maret 1996 sampai dengan bulan Agustus 1996. Bahan tanah gambut yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari tiga lokasi fisiografi yang berbeda di daerah Kalimantan Tengah yaitu: di Handil Sohor (gambut pasang surut), di Sampit (gambut transisi) dan di Berengbengkel (gambut pedalaman) masing-masing dengan tiga tingkat dekomposisi fibrik, hemik dan saprik. Percobaan kurva erapan Langmuir dilakukan untuk mempelajari karakteristik erapan kation Fe" dan Al³ dalam berinteraksi dengan asam-asam organik di dalam tanah gambut. Dasar pemilihannya adalah nilai-nilai koefisien determinasi (R), konstanta Langmuir (k), erapan maksimum (b), nilai konsentrasi keseimbangan C1/2 dan kesesuaian kurva erapan serta pertimbangan-pertimbangan praktis dan ekonomis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model erapan Langmuir mampu menjelaskan dengan baik fenomena erapan kation Fe³ dan kation Al pada tanah gambut. Analisis regresi linier Langmuir menunjukkan bahwa koefisien determinasi R erapan Fe³ dan Al lebih dari 0,86. Urutan kekuatan ikatan kation (konstanta 3+ Langmuir) adalah Fe > Al. Sedangkan berdasarkan jumlah ekivalen erapan 3+ maksimum adalah Fe > Al³. Nilai konsentrasi keseimbangan C12 Fe³ < Al³+, 3+ yang menunjukkan bahwa efek toksik yang diakibatkan oleh penambahan Fe sebagai bahan amelioran berpengaruh lebih rendah dibandingkan Al. Selain itu, jumlah ekivalen ion H yang dibebaskan ke dalam larutan tanah akibat penambahan Fe lebih besar dibandingkan Al³¹. Oleh karena itu, kation Fe³ terpilih sebagai bahan amelioran yang lebih baik dibandingkan Al. Pertimbangan lain adalah kemudahan mendapatkan sumber bahan amelioran yang mengandung Fe tinggi seperti: tanah-tanah mineral kaya Fe, endapan pyrite (brakish clay), batuan Fe-fosfat dan lain-lain. ...
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/149345
Appears in Collections:UT - Soil Science and Land Resources

Files in This Item:
File SizeFormat 
A97DAF.pdf
  Restricted Access
17.99 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.