Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/149288
Title: Kontribusi Karbon Dari Sektor Transpormasi Dan Pengaruhnya Terhadap Pemanasan Udara Serta Kualitas Udara Kota Depok
Authors: Effendi, Sobri
Yani, Mohammad
Pangeran, Andi
Issue Date: 2003
Publisher: IPB University
Abstract: Kontribusi terbesar pencemaran udara di daerah perkotaan berasal dari sektor transportasi, dimana cemaran yang dihasilkan berupa emisi. Emisi yang dihasilkan pada pembakaran sempurna salah satunya adalah CO2. US EPA menyebut CO₂ sebagai zat pencemar karena merupakan gas rumah kaca dan memberi kontribusi terhadap pemanasan udara. Sedangkan emisi yang dihasilkan dari pembakaran tak sempurna salah satunya adalah CO. CO memang sudah lazim dikatakan zat pencemar karena apabila terpapar langsung terhadap manusia akan sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Dalam penelitian ini CO₂ diestimasi dengan menggunakan 4 metode perhitungan yang biasa digunakan oleh negara-negara maju dalam menghitung besarnya sumbangan emisi negara-negara tersebut terhadap pemanasan global. Untuk CO, konsentrasi udara ambiennya dihitung dengan menggunakan model matematis kualitas udara yang dikembangkan oleh Perry J. Samson (1970), yang selanjutnya akan dibandingkan dengan baku mutu udara ambien untuk CO. Emisi karbon yang dihasilkan pada perhitungan CO₂ dengan menggunakan 4 metode berkisar antara 86,5-103,5 ribu metrik ton pada tahun 2000, 85,3-104,4 ribu metrik ton pada tahun 2001, dan 99,7- 120,8 ribu metrik ton pada tahun 2002. Berbeda dengan perhitungan stoikiometrik yang nilainya tiga kali lebih besar dari metode yang lainnya karena pada perhitungan pembakaran stoikiometri tidak memperhitungkan efisiensi pembakaran pada mesin kendaraan bermotor serta tidak memperhitungkan faktor oksidasi dari pembakaran bahan bakarnya, sehingga produk yang dihasilkan pada pembakaran stoikiometrik merupakan nilai maksimal yang dapat dicapai pada pembakaran bahan bakar. CO₂ Kota Depok memberi kontribusi nyata terhadap pemanasan udara daerah tersebut. Hal ini terlihat dalam analisis kecenderungan suhu dan curah hujan 10 tahun terakhir pada wilayah Bogor dan Curug yang merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan Depok, sehingga dapat dikatakan kecenderungan suhu dan curah hujannya tidak jauh berbeda dengan Depok. Dari analisis kecenderungan suhu dan curah hujan tersebut dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan suhu di Kota Depok pada kurun 1993-2002 dan terjadi penurunan curah hujan pada tahun-tahun tersebut, sehingga dapat diidentifikasi bahwa pada kurun tersebut telah terjadi proses pemanasan udara yang salah satu penyebabnya adalah aktivitas manusia dari sektor transportasi di Kota Depok. Sedangkan untuk jumlah CO yang apabila dianalisis menggunakan box model, menghasilkan konsentrasi yang tidak berbahaya bagi kesehatan manusia, karena konsentrasi CO dari sektor transportasi Kota Depok terbilang kecil jika dibandingkan dengan baku mutu udara ambien nasional untuk CO yang besarnya 26 ppm untuk paparan 1 jam dan 9 ppm untuk paparan 24 jam. Pada paparan satu jam dengan kecepatan angin 2 m/s konsentrasinya hanya sekitar 0.7 ppm sedangkan untuk paparan 24 jam konsentrasinya sebesar 14,7 ppm. ...
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/149288
Appears in Collections:UT - Geophysics and Meteorology

Files in This Item:
File SizeFormat 
G03apa.pdf
  Restricted Access
1.49 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.