Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/149179
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorIndrawan, Andry-
dc.contributor.advisorElias-
dc.contributor.authorSuwandi, Ichsan-
dc.date.accessioned2024-05-13T01:02:17Z-
dc.date.available2024-05-13T01:02:17Z-
dc.date.issued1994-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/149179-
dc.description.abstractSampai saat ini pengelolaan hutan alam produksi di Indonesia didasarkan pada sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI). Sistem ini digunakan untuk pengelolaan semua tipe hutan alam, termasuk didalamnya adalah pengelolaan hutan rawa. Untuk hutan rawa ini, pedoman TPTI mencantumkan kriteria-kriteria tertentu sebagai upaya penyesuaian dengan kondisi hutan rawa yang spesifik (berbeda dengan tipe hutan tanah kering pada umumnya). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sampai sejauh mana keberhasilan sistem TPTI diterapkan di hutan rawa, dengan mengamati keadaan hutan bekas pe- manenan kayu berdasarkan struktur dan komposisi jenis, meliputi keadaan permudaan dan keberadaan pohon inti dari jenis komersial. Evaluasi hasil penerapan sistem TPTI dilakukan dengan cara menganalisa tiga keadaan hutan, yang meliputi hutan sebelum dilakukan kegiatan pemanenan kayu (virgin forest), hutan baru dilakukan kegiatan pemanenan kayu (Et+0) dan beberapa umur tegakan tinggal. Aspek-aspek yang dipelajari adalah keadaan struktur dan komposisi jenis, keadaan tegakan akibat kegiatan pemanenan kayu dan keadaan pertum- buhan/perkembangan tegakan tinggal, serta kelayakan sistem silvikultur TPTI hutan rawa. Analisa sistem silvikultur TPTI dilakukan berdasarkan keadaan struktur dan komposisi jenis serta pertimbangan-pertimbangan yang didasarkan pada pedoman TPTI meliputi keberadaan permudaan, pohon inti dan pohon produksi dari jenis-jenis komer- sial. Struktur dan komposisi jenis merupakan dasar dalam mempelajari keadaan tega- kan hutan. Kegiatan pemanenan kayu ternyata memberikan efek terhadap struktur dan komposisi jenis pada tegakan. Jenis yang semula merupakan jenis yang paling dominan pada tegakan hutan primer, digantikan oleh jenis yang lain. Seiring pertambahan umur tegakan tinggal, terjadi pergantian dari jenis-jenis yang paling dominan. Secara umum jenis-jenis seperti Shorea leprosula, Gonystylus bancanus, Campnospermum sp., dan Parastemon urophyllum cenderung mendominasi pada setiap komunitas tegakan....id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcForest managementid
dc.subject.ddcMangrove swampsid
dc.titleEvaluasi hasil penerapan sistem TPI/TPTI di hutan rawa : Studi kasus di areal HPH PT. Sinar Belanti Jaya, Propinsi Dati I Sumatera Selatanid
dc.typeUndergraduate Thesisid
Appears in Collections:UT - Forest Management

Files in This Item:
File SizeFormat 
E94ISU.pdf
  Restricted Access
32.68 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.