Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/148919
Title: Struktur komunitas dan pemijahan agregasi ikan kerapu di Taman Nasional KarimunJawa, Jawa Tengah
Authors: Zamani, Neviaty P.
Tania, Casandra
Issue Date: 2009
Publisher: IPB University
Abstract: Ikan kerapu dari Famili Serranidae memiliki potensi ekonomi yang tinggi. Menurut Mukminin et al. (1996), perdagangan kerapu hidup di Kepulauan Karimunjawa mulai marak pada akhir tahun 1970-an atau pada awal tahun 1980- an. Waktu yang dianggap paling tepat untuk menangkap ikan kerapu adalah ketika ikan-ikan tersebut melakukan pemijahan agregasi. Bila lokasi pemijahan telah diketahui, pengetahuan tersebut akan membuka kemungkinan yang besar untuk terjadinya eksploitasi berlebih. Pengetahuan mengenai fenomena dan lokasi pemijahan ikan karang akan berguna sebagai pondasi untuk melindungi, mengatur, dan membangun zona perlindungan demi menciptakan perikanan yang berkelanjutan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji struktur komunitas dan pemijahan agregasi ikan kerapu di kawasan Taman Nasional Karimunjawa, Jawa Tengah. Pengambilan data dilakukan dengan Underwater Visual Census (UVC) mengikuti kontur perairan sampai di dasar perairan (Yayasan Taka, 2003) selama 45 menit sebelum matahari terbenam (> pukul 14.30 WIB). Lebar luasan pengamatan sebesar 2,5 m ke kiri dan 2,5 m ke kanan (English et al., 1994). Pengamatan dilakukan pada tiga periode yaitu periode bulan gelap (bulan mati), bulan peralihan antara bulan gelap dan bulan terang, dan bulan terang (bulan purnama). Struktur komunitas ikan kerapu di Pulau Kumbang, Taka Menyawakan, Pulau Burung, dan Ujung Gelam cukup stabil dilihat dari nilai indeks keanekaragaman (H'), indeks keseragaman (E), dan indeks dominansi (C). Namun, komposisi individu dewasa dan belum dewasa untuk setiap spesies ikan kerapu kurang seimbang. Hal ini dapat menjadi masalah di masa mendatang, walaupun struktur komunitas ikan kerapu terbilang stabil saat ini. Berdasarkan fase bulan, waktu pemijahan agregasi untuk ikan kerapu adalah pada saat fase bulan terang. Pulau Kumhang, Pulau Burung, dan Ujung Gelam menunjukkan konsistensi sebagai lokasi pemijahan agregasi berdasarkan fluktuasi kelimpahan, biomassa, dan tanda permijahan ikan kerapu yang cenderung meningkat dari fase bulan gelap sampai fase bulan terang. Sebaliknya, Taka Menyawakan tidak menunjukkan konsistensinya sebagai lokasi pemijahan agregasi karena kelimpahan, biomassa, dan tanda pemijahan ikan kerapu yang cenderung menurun dari fase bulan gelap sampai fase bulan terang. Spesies Plectropomus areolatus menampakkan konsistensi paling tinggi dalam menunjukkan tanda-tanda pemijahan agegasi bila dibandingkan dengan spesies lainnya. Pasang surut memegang peran dalam pemijahan agregasi ikan kerapu. Faktor-faktor lingkungan lainnya, seperti suhu udara, suhu permukaan, suhu air di kedalaman, kecepatan arus, dan arah arus kurang memberikan pengaruh terhadap pernijahan agregasi ikan kerapu di kawasan Taman Nasional Karimunjawa. Penelitian pemijahan agregasi ikan kerapu akan lebih akurat bila dilakukan sepanjang tahun. Pada bulan-bulan yang dianggap sebagai musim permijahan akan lebih baik bila dilakukan pengamatan yang lebih intensif (setiap hari). Penelitian tentang Tingkat Kematangan Gonad (TKG) juga perlu dilakukan untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk ikan kerapu memijah. ...
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/148919
Appears in Collections:UT - Marine Science And Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
C09cta.pdf
  Restricted Access
2.39 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.