Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/148589
Title: Kontribusi industri pengolahan terhadap perekonomian wilayah Kabupaten DT II Serang
Authors: Tuanaya, Umar A. S.
Taufik, Tubagus Sobari
Issue Date: 1994
Publisher: IPB University
Abstract: Sektor Industri Pengolahan yang memiliki laju produktivitas yang relatif tinggi diharapkan mampu mendorong pertumbuhan perekonomian suatu wilayah. Selain itu sektor ini dapat pula dipandang sebagai alat pembangunan wilayah untuk mengurangi tingkat pengangguran, peningka- tan pendapatan per kapita masyarakat, perbaikan distribusi pendapatan, serta untuk mengembangkan potensi ekonomi suatu daerah secara lebih efisien. Kabupaten DT II Serang di Propinsi Jawa Barat merupakan salah satu wilayah di mana sektor industri pengolahan dikembangkan secara intensif, baik industri berskala menengah dan besar maupun skala kecil. Permasalahan yang timbul adalah, apakah sektor industri pengola- han ini telah menjadi sektor penggerak utama (sektor basis) bagi pereko- nomian wilayah ini. Apakah perkembangan yang terjadi pada sektor ini kemudian mampu mendorong kemajuan sektor lainnya, serta kelompok industri mana sajakah yang menjadi basis ekonomi wilayah. Untuk menjawab semua permasalahan itulah maka skripsi ini disusun. Di samping itu juga diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak pe- ngambil kebijakan terkait, baik pemerintah maupun swasta, dan mampu pula menjadi referensi bagi kepentingan studi sejenis yang lebih lanjut. Untuk menentukan apakah sektor industri pengolahan merupakan kegiatan basis atau bukan dilakukan pengukuran besaran Kuosien Lokasi (Location Quotient, LQ), dengan menggunakan dua indikator, pendapatan wilayah dan jumlah tenaga kerja pada sektor industri pengolahan. Besaran pengganda (multiplier) jangka pendek baik pengganda pendapatan maupun tenaga kerja digunakan untuk mengukur seberapa besar peningkatan yang terjadi pada perekonomian wilayah akibat pertumbuhan pendapatan atau tenaga kerja kegiatan basis. Untuk dapat melihat seberapa besar tingkat spesialisasi dan lokaliasasi dari masing-masing kegiatan industri yang ada, maka dilakukan pengukuran kurva dan koefisien lokalisasi (o) serta kurva dan koefisien spesialisasi (B). Selain itu digunakan pula ratio modal-tenaga kerja untuk menghitung tingkat penggunaan tenaga kerja serta modal pada setiap unit usaha, serta menentukan apakah kegiatan industri yang ber- langsung merupakan kegiatan yang padat modal ataukah padat tenaga kerja. Dari hasil penghitungan yang telah dilakukan, maka Industri Skala Menengah dan Besar (ISMB) merupakan kegiatan basis baik dilihat berdasarkan indikator pendapatan wilayah maupun tenaga kerja. Industri Kecil dan Rumah Tangga (IKRT) hanya menjadi kegiatan basis menurut indicator tenaga kerja. Kelompok industri yang terlingkup dalam ISMB yang menjadi kegiatan basis baik berdasarkan indikator pendapatan wilayah maupun Tenaga kerja adalah Industri Mesin, Logam Dasar dan Elektronika (IMLDE) dan Industri Kimia Dasar (IKD), sedangkan Aneka Industri (Al) bukan kegiatan basis. Ini berarti bahwa ISMB dengan kelompok industrinya, kecuali Aneka Industri (Al), di Kabupaten Serang telah mampu memenuhi sendiri seluruh permintaan di dalam wilayah dan bahkan mengalami kelebihan untuk diekspor dan karenanya memperoleh surplus, baik pendapatan maupun tenaga kerjanya. Untuk IKRT, hal itu hanya terjadi untuk indicator tenaga kerja…dst
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/148589
Appears in Collections:UT - Agronomy and Horticulture

Files in This Item:
File SizeFormat 
A94TST.pdf
  Restricted Access
2.67 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.