Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/148513
Title: Analisis spasial struktur komunitas fitoplankton sebagai bioindikator kondisi perairan pesisir barat propinsi Banten
Authors: Purwanto, Joko
Susana, Tjutju
Latif, Syaiful A.
Issue Date: 2003
Publisher: IPB University
Abstract: Permasalahan lingkungan yang kompleks di Perairan Barat Propinsi Banten disebabkan adanya buangan limbah dari pabrik-pabrik, lalulintas perairan dan tekanan penduduk yang dengan sendirinya mempengaruhi kondisi lingkungan perairan ini. Dengan timbulnya kecenderungan semakin menurunnya kualitas perairan tersebut, maka perlu dipelajari gambaran sebenarnya tentang kualitas perairan baik fisika, kimia maupun biologi perairan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat struktur komunitas fitoplankton di Perairan Barat Propinsi Banten yang meliputi keanekaragaman, keseragaman dan dominasi. Kemudian berdasarkan struktur komunitas fitoplankton, dapat diketahui kondisi kualitas perairan Pesisir Barat Banten. Penelitian dilakukan pada bulan September 2002 yang mewakili musim peralihan, dimana pengambilan sampel dilakukan di 22 stasiun pengamatan di Perairan Pesisir Barat Propinsi Banten. Kegiatan penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu kegiatan di lapangan dan di Laboratorium. Hasil Pengukuran suhu air laut berkisar antara 28,40-29,90 °C dengan rata-rata 28,59 °C. Suhu perairan terendah diperoleh di Stasiun 11 dan 10 sedangkan tertinggi di Stasiun 4. Nilai salinitas terendah dan tertinggi pada stasiun 1 dan 3, masing-masing 2,86 dan 33,07 % dengan rata-rata 32,095 %. Nilai transmisi cahaya permukaan berkisar antara 34,80-64,97% dengan rata-rata 55,08%. Nilai transmisi cahaya terendah terdapat di Stasiun 4, sedangkan nilai transmisi cahaya terendah berada pada Stasiun 19. Nilai kekeruhan saat pengamatan berkisar antara 7,03 12,33 NTU dengan rata-rata 8,67 NTU. Nilai kekeruhan terendah terdapat di Stasiun 14 dan tertinggi di Stasiun 4. Variasi kadar oksigen terlarut berkisar antara 3,98 4,46 ml/l dengan kadar minumum terdapat di Stasiun 13 dan maksimum di Stasiun 2. Kadar fosfat berkisar antara 0,131,85 µg-A/l dengan rata-rata 0,53 µg-A/A. Kadar nitrat di perairan ini berkisar antara 0,141,48 µg-A/1. Kandungan silikat yang diperoleh berkisar antara 0,309,82 µg-A/1 dengan rata-rata 3,68 µg-Α/Λ. Tingkat kesamaan antar stasiun berdasarkan parameter fisika-kimia perairan dibagai menjadi 5 kelompok pada taraf kesamaan 85%, yaitu kelompok I terdiri dari stasiun 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 10, 11, 17, 18, dan 22; kelompok II: stasiun 5 dan 9; kelompok III: stasiun 12, 13, 14 dan 16; kelompok IV: stasiun 20 dan 21; kelompok V: stasiun 19. Komposisi jenis fitoplankton yang ditemukan di Perairan Barat Propinsi Banten terdiri dari 3 kelas. Ketiga kelas tersebut adalah Bacillariophyceae (23 genus), Dinophyceae (4 genus), dan Cyanophyceae (1 genus). Fitoplankton dari kelas Bacillariophyceae mendominasi perairan. Hal ini diduga sebagai pengaruh buangan limbah di sepanjang lokasi penelitian yang menyebabkan tingginya kekeruhan, sehingga hanya fitoplankton jenis diatom yang dapat bertahan hidup dengan tingginya kekeruhan tersebut. Kelompok stasiun I dan II yang didominasi oleh stasiun-stasiun di sebelah utara lokasi penelitian memiliki kelimpahan diatom yang relatif tinggi dibandingkan stasiun-stasiun pada kelompok III, IV dan V. Hal ini diduga karena tingginya kadar silikat yang dibutuhkan diatom dalam pembentukan dinding sel di Stasiun-stasiun sebelah Utara Merak, kadar silikat di sini berkisar antara 3,419,82 µg-A/1. Hasil perhitungan indeks keanekaragaman (H') berkisar antara 0,08 - 0,68; menunjukkan keanekaragaman rendah. H' terendah ditemukan pada kelompok II dan tertinggi pada kelompok 1 (Stasiun 22). Nilai indeks keseragaman (E) tertinggi pada Stasiun 22 (0,25) dan terendah kelompok II (0,03), kisaran indeks keseragaman ini mengindikasikan peneyebaran organisme tidak merata. Hal ini sesuai dengan kisaran indeks dominasi (D) yang tinggi, yaitu 0,68 (Stasiun 22) 0,98 (Stasiun 5 dan 9), dimana tingginya indeks dominasi dikarenakan sangat dominannya Chaetoceros sp di perairan. Untuk menganalisis sebaran kelimpahan fitoplankton dalam hubungannya dengan adaptasi suatu organisme terhadap lingkungannya dideteksi dengan metode grafik Frontier. Secara keseluruhan, pengamatan kondisi perairan berdasarkan struktur komunitas fitoplankton menunjukkan bahwa kondisi Perairan Pesisir Barat Banten berada pada stadium I. Menurut Frontier (1985), perairan yang berada pada stadium I memiliki Produktifitas biologi rendah, kondisi labil, kompetisi antar jenis tinggi dan siklus nutrisi tidak stabil. Berdasarkan hasil analisis komponen utama (AKU), didapatkan hubungan positif antara kelimpahan fitoplankton dengan kadar silikat serta oksigen terlarut.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/148513
Appears in Collections:UT - Marine Science And Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
C03sal1.pdf
  Restricted Access
12.38 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.