Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/148485
Title: Model dan Strategi Optimalisasi Bisnis Pelabuhan Non Komersial di Indonesia
Authors: Marimin, Marimin
Adrianto, Luky
Fahmi, Idqan
Hardianto, Andi
Issue Date: 2024
Publisher: IPB University
Abstract: Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki luas wilayah 8.300.000 km2 dengan jumlah pulau yang terdaftar mencapai 16.056 pulau. Total panjang garis pantai yang dimiliki Indonesia mencapai 108.000 km2 yang berada pada urutan kedua terpanjang di dunia. Secara geo-strategis posisi Indonesia sangat menguntungkan, yaitu berada di antara 2 (dua) benua (Asia dan Australia), di antara 2 (dua) samudera (Samudera Hindia dan Samudera Pasifik), serta pada jalur perdagangan laut paling ramai di dunia (Selat Malaka). Sistem pengangkutan dengan menggunakan moda transportasi laut yang terkelola dengan baik dan efisien merupakan faktor yang sangat penting untuk negara kepulauan seperti Indonesia dalam meningkatkan daya saing ekonomi dan mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pelabuhan non komersial yang dikelola oleh Pemerintah dibangun dengan tujuan untuk melayani daerah terdepan, terluar, terdalam dan perbatasan yang belum terjangkau moda transportasi lainnya. Fungsi Pelabuhan non komersial saat ini hanya digunakan untuk bongkar muat barang kebutuhan masyarakat sekitar dan digunakan sebagai fasilitas sandar kapal perintis yang melayani pergerakan penumpang, khususnya pada daerah yang jaringan transportasi darat dan udaranya belum memadai. Utilitas pelabuhan ini sangat rendah karena tidak didukung oleh pasar atau hinterland yang memadai. Kapasitas pelabuhan yang tersedia tidak dapat dimanfaatkan secara optimal, dikarenakan rendahnya kunjungan kapal dan bongkar muat barang. Hal ini dikarenakan tujuan awal dari pembangunan pelabuhan ini adalah sebagai prasarana transportasi laut yang membuka keterasingan suatu daerah. Selain itu pembangunan pelabuhan diharapkan akan menciptakan pasar baru dan pusat pertumbuhan ekonomi baru (ship promote the trade). Pelabuhan non komersial menjadi tulang punggung transportasi dalam menghubungkan wilayah yang belum terjangkau transportasi darat dan udara. Untuk dapat memanfaatkan pelabuhan secara optimal diperlukan perbaikan proses bisnis yang sudah diterapkanpada pelabuhan . Perbaikan proses bisnis pelabuhan dalam rangka meningkatkan optimalisasi dan pemanfaatan pelabuhan memerlukan strategistrategi pengembangan pelabuhan yang harus dirumuskan secara tepat. Strategi pengembangan tersebut merupakan pembangunan yang berkelanjutan meliputi aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Berdasarkan penjelasan di atas, dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi tipologi pelabuhan non komersial; 2. Memetakan tingkat utilisasi pada pelabuhan non komersial berdasarkan tipologi; 3. Merancang model optimalisasi bisnis pelabuhan non komersial; 4. Merumuskan strategi bisnis pelabuhan non komersial. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan sepuluh (10) langkah Soft System Dynamic Metodologi (SSDM) Tahap 1 ( Analisis situasi) , Tahap 2 (mengekspresikan situasi masalah secara lengkap, Tahap 3 (mendefinisikan sistem v secara hakiki), dan Tahap 4 ( formulasi model konseptual) sampai dengan tahap 10 yaitu model pembelajaran. Hasil penelitian untuk tujuan pertama mengidentifikasi ada 14 (empat belas) stakeholder yang berperan dalam pengelolaan pelabuhan. Dalam identifikasi aktor terlihat bahwa pemerintah pusat memiliki pengaruh yang tinggi bersama dengan Otoritas Pelabuhan, kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Pusat akan mempengaruhi kebijakan yang akan diambil oleh aktor pemerintah lainnya di pelabuhan yaitu Bea Cukai, Imigrasi dan Karantina (CIQ). Variabel kunci yang menjadi sasaran adalah profit dalam aspek ekonomi, tenaga kerja dalam aspek sosial, dan pencemaran dalam aspek lingkungan. Regulasi dan kebijakan menjadi faktor kunci bagi tercapainya optimalisasi pelabuhan, sedangkan variabel yang digunakan dalam analisis adalah promosi, digitalisasi, dan investasi. Pada tujuan penelitian kedua (dua) dilakukan untuk mengklasifikasikan jenis pelabuhan berdasarkan tingkat utilisasinya. Dari data pelabuhan yang diklasifikasi dengan algoritma decision tree, terdapat 100 pelabuhan yang setara, dengan 49,5% memiliki pendapatan yang tinggi. Pelabuhan yang masuk kategori berpendapatan rendah sebanyak 100 pelabuhan atau 50,5% dari 107 pelabuhan yang mengalami peningkatan pendapatan. Sebanyak 93,5% dari total jumlah pelabuhan diantaranya memerlukan strategi optimalisasi, sedangkan 6,5% memerlukan pengembangan karena fasilitas yang kurang memadai. Kemudian dari 101 pelabuhan berpendapatan rendah, 83,5% memerlukan promosi karena fasilitas sudah memadai, namun kunjungan kapal tidak signifikan. Sebanyak 11 Pelabuhan dengan kategori berpendapatan rendah dan fasilitas yang kurang memadai juga memerlukan merger dengan pelabuhan terdekat. Berdasarkan hasil K-Means Clustering diperoleh 3 (tiga) tipologi pelabuhan kelas I (satu) terdiri dari 17 pelabuhan. Pelabuhan kelas II (dua) terdiri dari 65 pelabuhan dan Pelabuhan kelas III (tiga) sejumlah 120 pelabuhan. Hasil dari pemodelan goal programming menunjukkan bahwa untuk mendapatkan model pelabuhan yang optimal dari aspek pendapatan, biaya lingkungan dan penyerapan tenaga kerja, suatu pelabuhan memerlukan pelayanan kegiatan bongkar muat barang per tahun dengan komposisi pelayanan general cargo sebesar 60.000 ton dan peti kemas sejumlah 3500 boks. Perumusan strategi kebijakan dilakukan dengan melakukan simulasi model sistem dinamis dengan skenario kedua menggambarkan kondisi bahwa angka profit dalam kondisi apa adanya, angka biaya lingkungan dalam kondisi moderat dan angka pertumbuhan perdagangan daerah optimis terpilih sebagai model pengelolaan pelabuhan berkelanjutan terbaik untuk dijalankan. Strategi untuk mencapai tujuan model terpilih meliputi efisiensi operasional, promosi layanan, dan kemitraan strategis dengan perusahaan logistik untuk meningkatkan profit pelabuhan. Aspek sosial dari operasional pelabuhan mencakup peningkatan upah dan pengembangan keterampilan. Aspek lingkungan dalam pengelolaan pelabuhan melibatkan upaya untuk mengurangi dampak negatif terhadap ekosistem sekitar melalui pengelolaan limbah dan penggunaan energi ramah lingkungan.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/148485
Appears in Collections:DT - Business

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover,Lembar Pernyataan,Abstrak,Lembar Pengesahan,Prakata, dan Daftar Isi.pdf
  Restricted Access
Cover1.32 MBAdobe PDFView/Open
K1601202018_Andi Hardianto.pdf
  Restricted Access
Fulltext6.53 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran1.17 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.