Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/148469| Title: | Hubungan antara kondisi oseanografi dengan kandungan klorofil-a di perairan laut Banda |
| Authors: | Kaswadji, Richardus Atmadipoera, Agus S. Alkatiri, Ali Naimah, Iim |
| Issue Date: | 1999 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Untuk menunjang kegiatan pengelolaan sumberdaya laut diperlukan informasi tentang kondisi oseanografi baik fisik, kimia maupun biologi. Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran beberapa parameter oseanografi yaitu suhu, salinitas, nitrat, fosfat, silikat, fitoplankton, zooplankton dan klorofil-a. Klorofil-a adalah salah satu pigmen fotosintesis yang paling umum terdapat pada fitoplankton dan keberadaannya dipengaruhi oleh faktor oseanografi fisik dan kimia. Laut Banda merupakan laut jeluk yang potensial, menurut Wyrtki (1961) upwelling terjadi di Laut Banda pada musim timur dimulai bulan Mei sampai September yang mengangkat massa air sebanyak 2 juta m³/dt dari perairan bawah yang memiliki suhu lebih dingin dan kaya zat hara. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan distribusi vertikal klorofil-a dan hubungannya dengan kondisi oseanografi fisik dan kimia serta menentukan hubungan kuantitatif antara klorofil-a yang diperoleh melalui metode in situ dan inderaja. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 29 September sampai 11 Oktober 1998 di perairan Laut Banda yang berada pada posisi 02°00'00"- 08°00'00" LS dan 125°00'00"-132°00'00" BT. Metode pengukuran plankton menggunakan teknik pencacahan, zat hara menggunakan teknik spektrofotometri, suhu dan salinitas menggunakan metode CTD dan klorofil-a in situ diperoleh melalui teknik spektrofotometri sedangkan klorofil-a inderaja diperoleh melalui pengamatan sensor SeaWiFS. Analisa data dilakukan per transek dengan melihat sebaran menegak dari masing-masing parameter. Suhu permukaan (0-25 m) dan lapisan termoklin (50-200 m) secara berturut-turut pada Transek 1 berkisar antara 29.4-30.23°C dan 27.1- 17.47°C, Transek 2 berkisar antara 29.47-29.94°C dan 28.42-17.31°C sedangkan pada Transek 3 berkisar antara 29.15-29.39°C dan 28.20- 15.78°C. Salintas permukaan dan lapisan haloklin berturut-turut pada Transek 1 berkisar antara 33.19-33.3100 dan 33.47-33.87°/00, Transek 2 berkisar antara 33.19-33.4100 dan 33.36-33.93°/0g sedangkan pada Transek 3 berkisar antara 33.38-33.4400 dan 33.39-33.9600. Nitrat pada kedalaman 0-200 m berkisar antara 0.33-16.01 mg-at N/l pada Transek 1 dan 2.60-13.21 mg-at N/l pada Transek 3, fosfat berkisar antara 0.75-2.53 mg-at P/I pada Transek 1 dan 0.25-1.10 mg-at P/l pada Transek 3 sedangkan silikat berkisar antara 2.04-13.88 mg-at Si/l pada Transek 1 dan 2.82-17.05 mg-at Si/l pada Transek 3. Secara umum pada Transek 3 terdapat penaikan kontur zat hara baik nitrat, fosfat maupun silikat yang dapat dijadikan indikasi adanya pengaruh upwelling di perairan ini. Kelimpahan fitoplankton berkisar antara 91-12337 sel/l dan selalu lebih tinggi di lapisan atas (0-150 m) daripada di lapisan bawah (150-250 m) sedangkan kelimpahan zooplankton berkisar antara 94-176 sel/. Klorofil memiliki nilai yang berfluktuasi di setiap tempat dan maksimum di dalam atau di lapisan atas termoklin. Suhu optimum untuk fitoplankton berkisar antara 28-29°C. Zat hara digunakan oleh fitoplankton untuk kelangsungan hidupnya sehingga pada konsentrasi klorofil tinggi, zat hara sedikit. Klorofil hasil pengukuran in situ memiliki korelasi positif dengan data satelit dan diperoleh persamaan linier Y = 0.0783X + 0.0763 dengan nilai korelasi sebesar 66%. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/148469 |
| Appears in Collections: | UT - Marine Science And Technology |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| C99ina.pdf Restricted Access | 20 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.