Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/146828
Title: | Metode Penerapan Induksi Ovulasi dan Waktu Inseminasi Buatan (IB) Pada Kelinci Persilangan |
Authors: | Hutabarat, Pittor H. Taurin, M. Buyung Suhaimi, Yose Rizal |
Issue Date: | 1983 |
Publisher: | IPB University |
Abstract: | Penelitian ini dilakukan dari tanggal 14 Mei 1983 sampai 18 Juni 1983 di peternakan kelinci "RST I" Desa Tenjo Ayu, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh tempat penyuntikan hormon induksi "Luteinizing hormone" (LH) dan waktu pelaksanaan inseminasi buatan (IB) pada kelinci persilangan terhadap persentase kebuntingan, lama kebuntingan, jumlah anak (litter size) dan bobot lahir, serta menganalisa kemungkinan penerapannya pada peternakan kelinci. Dalam penelitian ini digunakan 24 ekor kelinci betina persilangan dengan umur berkisar antara 1.5 - 1.8 tahun dan rataan kali beranak 4 (empat) kali, serta 1(satu) ekor kelinci jantan persilangan umur 2 (dua) tahun. Kelinci ditempatkan dalam kandang khusus tunggal (Single cage). Metode penelitian yang digunakan adalah rancangan faktorial 2 X 2 dengan pola acak lengkap dan ulangan 6 (enam). Keempat perlakuan itu terdiri dari tempat penyunti- lan LH secara subkutan dan waktu IB pada selang 4(empat) jam (ab), tempat penyuntikan LH secara subkutan dan waktu IB pada selang 10 (sepuluh) jam (ab₂), tempat penyun- 2 tikan IH secara intravenus dan waktu IB pada selang 4(empat) jam (a1b2) dan tempat penyuntikan LH secara intravenus dan waktu IB pada selang 10 (sepuluh) jam (a2b2). Selain perlakuan di atas, maka perlakuan seperti makanan, minuman, temperatur dan lama penyinaran dianggap sama. Dari masing-masing perlakuan diperoleh persentase ke- buntingan adalah 66.7% (ab), 66.7% (a,b₂), 83.3% 2 (ab) dan 66.7% (ab₂). Lama kebuntingan adalah 32.5 hari (ab (a1b1), 31.5 hari(a,b₂), 31.4 hari (a₂b₁) dan 32.75 1 hari (ab). Jumlah anak (litter size) adalah 2.75 ekor (ab), 5.25 ekor (a,b₂), 6.2 ekor (a,b) dan 6 ekor (ab). Bobot lahir adalah: 83.125 gram (a,b₁), 60.45 gram (ab₂), 59.68 gram (a2b₁) dan 63.325 gram (a2b2). Hasil analisa statistik menunjukkan adanya interaksi antara tempat penyuntikan LH dan waktu pelaksanaan IB terhadap lama kebuntingan (P<0.05), tetapi pengaruh tunggal tidak berbeda nyata. Interaksi antara tempat penyuntikan LH dan waktu IB tidak nyata terhadap jumlah anak (litter size). Ada interaksi yang nyata terhadap bobot lahir (P< 0.05), dengan pengaruh tunggal yang nyata untuk perlakuan tempat penyuntikan LH dengan waktu IB 4 jam (P<0.05), serta pengaruh tunggal yang nyata (P<0.05) untuk waktu IB dengan penyuntikan LH secara subkutan. Program IB menunjang pelaksanaan pengambangan kelinci di Indonesia yang saat ini sedang giat mengembangkan aneka ternak. |
URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/146828 |
Appears in Collections: | UT - Animal Production Science and Technology |
Files in This Item:
File | Size | Format | |
---|---|---|---|
D83YRS.pdf Restricted Access | 9.8 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.