Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/146775Full metadata record
| DC Field | Value | Language |
|---|---|---|
| dc.contributor.advisor | Sugandi, Dawan | - |
| dc.contributor.advisor | Sinurat, Arnold P. | - |
| dc.contributor.author | Sunaryati, Ester | - |
| dc.date.accessioned | 2024-04-23T01:37:40Z | - |
| dc.date.available | 2024-04-23T01:37:40Z | - |
| dc.date.issued | 1991 | - |
| dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/146775 | - |
| dc.description.abstract | Penelitian ini dilakukan di Balai Penelitian Ternak, Ciawi, Bogor mulai tanggal 16 Juni 1990 sampai dengan 4 Januari 1991. Adapun tujuannya yaitu untuk mengetahui pengaruh forced molting terhadap perubahan anatomi ayan meliputi perubahan jengger, shank, anus, lingkar mata, paruh, tulang pubis, abdomen, kehilangan bobot badan, jumlah bulu primer dan bulu sekunder yang rontok. Sebanyak 180 ekor ayam petelur tipe medium yang berumur 72 minggu dengan bobot badan sekitar 2 Kg/ekor digunakan dalam penelitian ini. Rancangan percobaan yang digunakan ialah rancangan acak lengkap pola faktorial (RAL) 4x2 dan kontrol sebagai pembanding dengan lima ulangan. Metode yang digunakan ada delapan meliputi dua faktor. Faktor pertama adalah pemuasaan selama 10 hari dengan pemberian air minum terus-menerus (al), pemuasaan 10 hari dengan air minum berselang (a2), pemuasaan selama lima hari dengan air minum terus-menerus (a3) dan pemuasaan lima hari dengan air minum berselang (a4). Faktor kedua adalah jumlah ransum yang diberikan setelah periode pemuasaan sampai dengan hari ke-30 yang terdiri atas pemberian ransum sebesar 50% dari konsumsi normal atau 62 g/ekor/hari (bl) dan 25% dari konsumsi normal atau 31 g/ekor/hari (b2). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh pemberian ransum 25% dari konsumsi normal sangat nyata (P<0.01) lebih tinggi terhadap kehilangan bobot badan dan nyata (P<0.05) lebih tinggi terhadap perubahan tulang pubis dan abdomen dibandingkan dengan pemberian ransum 50%. Sebaliknya ayam dengan pemberian ransum sebesar 50% jumlah bulu primer yang rontok nyata (P<0.05) lebih tinggi dan sangat nyata lebih cepat merontokkan bulu sekunder no. 11, 12, 13 dan 14 sehingga rataan produksi telur (% henday) sesudah perlakuan lebih tinggi dibandingkan dengan pemberian 25%. Pengaruh pemuasaan selama 10 hari dengan pemberian air minum terus-menerus (al), maupun dengan air minum berselang (a2), pemuasaan selama 5 hari dengan air minum terus-menerus (a3) maupun dengan air minum berselang (a4) dan interaksi antara lamanya pemuasaan dengan jumlah pemberian ransum tidak berpengaruh nyata terhadap kehilangan bobot badan, jumlah bulu primer dan sekunder yang rontok, perubahan tulang pubis dan abdomen. Dengan uji Dunnett diperoleh hasil bahwa nilai rataan ayam kontrol untuk perubahan bobot badan, perubahan tulang pubis dan abdomen berbeda sangat nyata (P<0.01) dengan ayam yang diberi perlakuan. Sebaliknya, jumlah bulu primer yang rontok pada ayam kontrol berbeda nyata (P<0.05) dengan perlakuan a2b1, untuk bulu sekunder berbeda sangat nyata (P<0.01) dengan perlakuan alb1, a2b1, a4bi dan berbeda nyata (P<0.05) dengan perlakuan alb2, a2b2 dan a3b1. Selama perlakuan, jengger berubah menjadi dingin, mengkerut, keras, kasar, bersisik dan muncul warna biru tua. Warna shank, paruh, lingkar mata, dan anus selama perla- kuan menjadi kuning dengan nilai masing-masing sebesar 1.70 sampai 2.25, 1.00 sampai 1.55, 1.90 sampai 2.20 dan 1.94 sampai 2.25. Konsistensi anus selama perlakuan berubah menjadi kering, keras dan bulat. | id |
| dc.language.iso | id | id |
| dc.publisher | IPB University | id |
| dc.subject.ddc | Pengaruh beberapa metode forced molting terhadap perubahan anatomi tubuh ayam peterlur tipe medium | id |
| dc.title | Pengaruh beberapa metode forced molting terhadap perubahan anatomi tubuh ayam peterlur tipe medium | id |
| dc.type | Undergraduate Thesis | id |
| Appears in Collections: | UT - Animal Production Science and Technology | |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| D91ESU3.pdf Restricted Access | 8.29 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.