Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/146379
Title: Uji ketahanan klon-klon kentang Transgenik Desiree terhadap penyakit layu fusarium (Fusarium solani) secara in vitro
Authors: Wattimena, G.A.
Machmud, M.
Akbar, Alfas Fatrus
Issue Date: 2003
Publisher: IPB University
Abstract: Penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari sampai dengan bulan Agustus 2002. Penelitian ini bertujuan untuk menguji ketahanan klon-klon kentang transgenik dari kultivar Desiree yang telah disisipi gen chi terhadap penyakit layu Fusarium (Fusarium solani) secara in vitro Enam belas klon kentang varietas Desiree transgenik yang mengandung gen chi yang terdiri dari 511.2 (sense), 511.4 (sense), 511.6 (sense), 511.7 (sense), 511.8 (sense), 511.9 (sense), 511.10 (sense), 511.11 (sense), 511.13 (sense), 511.16 (sense), 511.17 (sense), 511.21 (sense), 512.2 (sense), 512.5 (sense), 512.6 (sense), 512.7 (sense) dan 4 klon kontrol yang terdiri atas kultivar Desiree, kontrol rentan (kultivar Atlantik), kontrol tahan (Solanum stenotonum PI 234013) dan kontrol klon varietas Desiree yang disisipi copy gen terbalik dengan promotor (reverse sense). Pelaksanaan penelitian dimulai dari penyediaan bahan tanaman yang dilakukan secara berkala di Laboratorium Bioteknologi Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian (FAPERTA) Institut Pertanian Bogor (IPB). Penyediaan inokulum dibagi menjadi dua tahap, yaitu pengambilan tanaman sakit dari lapang yang dilakukan di Pasar Anyar, Bogor dan Kebun Percobaan Pasir Sarongge, Cipanas dan isolasi patogen dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Balai Penelitian Bioteknologi (BALITBIO), Cimanggu Bogor. Tahap selanjutnya adalah inokulasi Tanaman dengan cara metode tusuk, dilaksanakan di Laboratorium Umum Bioteknologi FAPERTA IPB. Pendugaan Fusarid Acid dilakukan untuk mengetahui pengaruh Fusarid Acid pada penelitian ini dan pengamatan tanaman dilakukan di Laboratorium Umum Bioteknologi FAPERTA IPB. Pengamatan dilakukan secara berkala hingga 17 hari setelah inokulasi kultur in vitro, ketika kontrol rentan (kultivar Atlantik) mati semua. Faktor-faktor yang diamati dalam penelitian ini adalah periode inkubasi, kejadian penyakit dan tingkat ketahanan. Periode inkubasi adalah tenggang waktu sejak saat inokulasi biakan in vitro hingga munculnya gejala penyakit pada tanaman yang diinokulasi. Kejadian penyakit dihitung berdasarkan tanaman yang mati karena terkena layu Fusarium dibandingkan dengan jumlah total tanaman seluruhnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Klon-klon kentang transgenik yang menunjukkan periode inkubasi tercepat adalah nomor 511.4, 511.9 dengan periode inkubasi masing-masing 5,8 hari dan 6 hari, sedangkan periode inkubasi terlama ditunjukkan pada klon nomor 511.8, 511.2 dengan periode inkubasi masing-masing 14 hari. Nomor-nomor klon yang tahan terhadap Fusarium solani pada pengujian ini., yaitu 511.2, 511.17, 511.9, 511.13, 511.11, dan 511.16 dengan persentase kejadian penyakit masing-masing 0%, 0%, 10%, 13,33%, 19%, 19%. Tidak ada hubungan yang nyata antara periode inkubasi dan perentase kejadian penyakit…
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/146379
Appears in Collections:UT - Agronomy and Horticulture

Files in This Item:
File SizeFormat 
A03afa.pdf
  Restricted Access
12.45 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.