Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/146357
Title: Umur simpan yoghurt probiotik bubuk yang dikemas dengan High Density Polythylene (HDPE) dan aluminium foil berlapis low Density Polythylene (LDPE)
Authors: Ratih, Rarah
Wulandari, Zakiah
Pramudiyastuti, Suswandari
Issue Date: 2003
Publisher: IPB University
Abstract: Yoghurt probiotik bubuk merupakan salah satu produk fermentasi yang dihasilkan dari kombinasi antara yoghurt dengan susu fermentasi probiotik yang telah mengalami proses pengeringan. Yoghurt adalah produk fermentasi dari susu dengan menggunakan starter Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus, sedangkan susu fermentasi probiotik yang digunakan terdiri atas acidophilus milk (yaitu hasil fermentasi susu dengan starter L. acidophilus) dan bifidus milk (yaitu hasil fermentasi susu dengan starter Bifidobacterium bifidum). Yoghurt probiotik merupakan kombinasi antara yoghurt: acidophilus milk: bifidus milk dengan perbandingan 2:1:1. Pengeringan pada yoghurt probiotik bertujuan untuk memperpanjang umur simpan serta memperkecil volume produk, sehingga akan memudahkan dalam pengemasan, distribusi dan pemasaran. Jenis dan cara pengemasan yang sesuai sangat menarik untuk dipelajari karena akan menentukan umur simpan produk yoghurt probiotik bubuk yang dihasilkan, untuk itulah penelitian ini dilakukan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Produksi Ternak Perah, Fakultas Peternakan, AP4 dan Laboratorium Pusat Antar Universitas, Institut Pertanian Bogor, serta PT. Fajar Taurus Indonesia dari bulan April sampai dengan bulan Juni 2003. Bahan baku susu segar yang digunakan dipasok oleh Laboratorium Lapangan Ilmu Produksi Ternak Perah, Fakultas Peternakan IPB. Susu skim cair dipersiapkan dengan cara memisahkan lemak susu segar dengan alat cream separator dan untuk meningkatkan bahan kering ditambahkan susu bubuk (komersial) sebanyak 4% (b/v). Susu fermentasi dilakukan dengan cara melakukan pemanasan terhadap susu skim cair (80-85°C, selama 30 menit) dan diinokulasikan secara terpisah dengan masing-masing starter (5%): S. thermophilus: L. bulgaricus (perbandingan 1:1) untuk yoghurt, L. acidophilus untuk pembuatan acidophilus milk dan Bifidobacterium bifidum untuk pembuatan bifidus milk, kemudian diinkubasi pada suhu 37°C selama 17±1jam. Sebelum pengeringan dengan alat pengering semprot, kedalam yoghurt probiotik bubuk ditambahkan bahan pengisi (susu skim) sebanyak 10%, bahan kriogenik (sukrosa) sebanyak 5%, dan bahan penstabil (agar-agar) sebanyak 5%. Yoghurt probiotik bubuk yang dihasilkan dikemas dengan kemasan yang berbeda yaitu HDPE atau aluminium foil berlapis LDPE pada bagian dalamnya dan disimpan pada suhu ruang (25±1°C) dengan sebelumnya ditambahkan xantan gom (1% dari larutan). Umur simpan yoghurt probiotik bubuk ditentukan berdasarkan pada hasil pengamatan selama 56 hari, terhadap peubah yang meliputi sifat fisik (warna, bau, rasa, tekstur, dan indeks kelarutan dalam air), sifat kimia {pH aw dan Total Asam Tertitrasi (TAT)}, serta sifat mikrobiologi (viabilitas...
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/146357
Appears in Collections:UT - Animal Production Science and Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
D03spr.pdf
  Restricted Access
8.44 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.