Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/146115
Title: Pengaruh perbedaan temperatur air minum terhadap konsumsi air minum, kecernaan bahan kering dan bahan organik ransum pada sapi holstein dara
Authors: Purwanto, Bagus P.
Permana, Idat Galih
Kurniawati, Yohana
Issue Date: 1996
Publisher: IPB University
Abstract: Sapi perah menggunakan sebagian energi untuk mempertahankan temperatur tubuh (termoregulasi). Di lain pihak, pakan menyebabkan temperatur tubuh meningkat. Hal ini merupakan cekaman bagi sapi karena sapi harus menyeimbangkan panas yang dihasilkan dengan panas yang dikeluarkan tubuh. Pada lingkungan yang panas, untuk mengurangi cekaman, sapi akan menurunkan konsumsi pakan. Di samping itu temperatur lingkungan yang tinggi berpengaruh terhadap laju pergerakan digesta dalam alat pencernaan yang mungkin disebabkan oleh perubahan temperatur rumen. Tujuan penelitian adalah mempelajari pengaruh perbedaan temperatur air minum sebagai salah satu cara memanipulasi lingkungan mikro terhadap konsumsi air minum, kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik sapi Holstein dara. Penelitian dilakukan di Laboratorium Lapang Ternak Perah, Jurusan Ilmu Produksi Ternak, Fapet, IPB yang berlangsung bulan Maret sampai pertengahan Mei 1996. Ternak yang akan digunakan adalah sapi Holstein dara dengan bobot badan ± 250 kg. Jenis pakan yang diberikan adalah Rumput Gajah (Pennisetum purpereum) dan konsentrat KPS, Bogor. Ransum disusun berdasarkan kebutuhan sapi dara small breed untuk bobot badan 250 kg dengan pertambahan bobot badan 600 g/hari (NRC, 1989). Proporsi konsentrat dan hijauan yang memenuhi kebutuhan sapi tersebut adalah 5,5:4,5. Ransum diberikan dua kali sehari yaitu pagi hari pukul 07.00-09.00 WIB dan sore hari pukul 16.30- 18.30 WIB. Penelitian ini menggunakan empat perlakuan. Air minum diberikan dua kali sehari yaitu saat setelah makan pagi (07.30-07.40 WIB), siang hari (12.00-12.10 WIB) dan sore hari diberikan air secukupnya (kira-kira satu liter). Perlakuan tersebut adalah Perlakuan A: Air minum (15-18° C), Perlakuan B: Air minum (25-28° C), Perlakuan C: Air minum (30- 33° C), dan Perlakuan D: Air minum (40-43° C). Hasil penelitian menunjukkan bahwa temperatur air minum berpengaruh sangat nyata terhadap konsumsi air minum (P<0,01), dengan uji lanjut didapatkan bahwa perlakuan D berbeda sangat nyata dengan perlakuan lain. Untuk mencerminkan proses fisiologis dalam tubuh ternak, ternyata nilai energi pendinginan dalam tubuh sapi perah berpengaruh sangat nyata akibat dari temperatur air minum yang berbeda. Proses pendinginan pada perlakuan A lebih efektif dibanding perlakuan lain. Temperatur air minum tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik. Bila dilihat dari kecenderungan yang ada, nilai kecernaan bahan kering dan bahan organik perlakuan C memiliki nilai yang tertinggi dengan rate of passage yang paling lambat.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/146115
Appears in Collections:UT - Animal Production Science and Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
D96YKU.pdf
  Restricted Access
6.61 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.