Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/145648
Title: Ektraksi senyawa antibakteri dari mikroalga laut jenis chaetoceros gracilis dan uji aktivitasnya terhadap beberapa bakteri
Authors: Setyaningsih, Iriani
Santoso, Joko
Panggabean, M.G Lily
Pribadi, Tri Dewi Kusumaningrum
Issue Date: 1998
Publisher: IPB University
Abstract: Penelitian terhadap Chaetoceros gracilis, salah satu jenis mikroalga yang dominan pada perairan lepas pantai Indonesia, bertujuan untuk menentukan pola pertumbuhan mikroalga tersebut pada suhu ruang, mengekstrak senyawa antibakterinya, dan menguji aktivitas antibakteri tersebut terhadap beberapa bakteri. C. gracilis dikultivasi dalam medium Guillard pada suhu ruang dengan kepadatan awal 1,0x10¹ sel/ml, pengaturan aerasi, dan pemberian cahaya sebesar 1500 luks dari lampu TL 20 watt. Penentuan pola pertumbuhan dilakukan dengan metode hitungan langsung di bawah mikroskop, mengkonversi nilai kepadatannya ke dalam log, dan memplotkannya pada milimeter blok sehingga diperolah kurva pertumbuhan. Ekstraksi senyawa antibakteri ekstraseluler dan intraseluler dilakukan dengan memodifikasi prosedur umum dari metode Quinn (1988) dan Pratt (1945). Setelah diperoleh ekstrak kasar intraseluler dan ekstraseluler antibakteri, dilakukan uji aktivitasnya terhadap bakteri Gram negatif (E. coli dan Pseudomonas sp.) dan Gram positif (B. subtilis dan S. aureus) dengan memodifikasi metode Caliberated Dichotomous Sensitivity (CDS) test. Antibiotik streptomycin dan aquadest steril digunakan sebagai kontrol positif dan negatif. Kurva pertumbuhan C. gracilis selama 28 hari umur kultur meliputi 5 fase, yaitu fase lag (adaptasi) dari hari 0-1, fase log (pertumbuhan cepat) dari hari 2-10, fase decline (penurunan laju pertumbuhan) dari hari 11-13, fase stasioner dari hari 14-22, dan fase kematian mulai hari ke-23. Warna kultur fase lag sampai fase kematian adalah bening, coklat bening, coklat bening, coklat pekat, dan coklat keruh, dengan kisaran pH antara 8,1-8,7. cinta Pemanenan kultur dilakukan pada semua fase, masing-masing sebanyak 1700 ml. Ekstraksi terhadap biomassa dilakukan pada semua fase, kecuali fase lag, karena biomassa yang dihasilkan sangat sedikit. Sebagai hasilnya, diperoleh ekstrak kasar intraseluler berupa padatan lengket berwarna hijau kecoklatan dengan kisaran 7,1-10,8 mg/1700 ml kultur, dan ekstrak kasar ekstraseluler berkisar antara 1.676-3.534 mg/100 ml filtrat berupa serbuk putih sampai putih hijau kecoklatan, dengan jumlah terbesar pada fase kematian (intraseluler maupun ekstraseluler)…dst
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/145648
Appears in Collections:UT - Aquaculture

Files in This Item:
File SizeFormat 
C98tdk.pdf
  Restricted Access
10.31 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.