Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/145275
Title: Degradasi Asam Fitat pada Kambing Peranakan Etawah Laktasi yang Mendapat Ransum Bersuplemen Kedelai Sangrai, Vitamin dan Mineral
Authors: Toharmat, Toto
Laconi, Erika B.
Susanti, Emmy Ratna
Issue Date: 2012
Publisher: IPB University
Abstract: Asam fitat adalah senyawa anti nutrisi yang memiliki sifat chelating agent yang mampu mengikat mineral, akibatnya pelepasan dan absorbsi mineral pakan menurun. Suplementasi vitamin dan mineral dalam ransum diharapkan dapat meningkatkan aktifitas mikroba dan degradasi asam fitat. Degradasi asam fitat merupakan proses pemutusan ikatan gugus myoinositol dengan gugus fosfat. Mineral yang terikat fitat akan terlepas dan dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur degradasi asam fitat dan hubungannya dengan kecernaan bahan kering pakan dan absorbsi mineral. Mengkaji hubungan kecernaan bahan kering metode acid, insoluble ash (AIA) dengan kecernaan bahan kering metode koleksi total. Percobaan dilakukan pada delapan ekor kambing peranakan Etawah (PE) laktasi yang dibagi dua kelompok yaitu perlakuan 1 dan perlakuan 2. Kambing perlakuan 1 diberi pakan tanpa suplemen, sedangkan perlakuan 2 diberi pakan dengan suplemen kedelai sangrai, vitamin A, D, E dan mineral khromium (Cr) organik dan selenium (Se). Peubah yang diamati adalah kadar asam fitat, laju degradasi asam fitat, kecernaan bahan kering, kecernaan nutrien (kecernaan protein kasar, kecernaan lemak kasar, kecernaan serat kasar) dan absorbsi mineral (data sekunder). Kadar asam fitat dianalisa menggunakan metode Davies & Reid (1979). Kecernaan bahan kering dianalisa menggunakan metode AIA dan metode koleksi total. Analisis data menggunakan uji t dan analisis hubungan menggunakan regresi. Rataan degradasi asam fitat adalah 86,32±3,49%. Nilai degradasi asam fitat pada kambing perlakuan 1 tidak berbeda dengan pada kambing perlakuan 2. Kecernaan bahan kering menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara kambing perlakuan 1 dan kambing perlakuan 2 dengan rataan 84,98±2,82%. Hubungan kecernaan bahan kering metode AIA tidak berbeda dengan kecernaan metode koleksi total (P>0,05) dengan nilai koefisien korelasi (r²) = 0,39. Adanya korelasi positif antara degradasi asam fitat dengan kecernaan bahan kering ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (r²) = 0,70 dan kecernaan serat kasar dengan koefisien korelasi (r²) = 9,84. Namun, degradasi asam fitat tidak berkorelasi dengan kecernaan protein kasar, dan kecernaan lemak kasar. Suplementasi kedelai sangrai, vitamin dan mineral tidak mempengaruhi degradasi asam fitat, dan kecernaan bahan kering. Degradasi asam fitat hanya mempengaruhi tingkat kecernaan bahan kering dan kecernaan serat kasar. Akan tetapi degradasi asam fitat tidak mempengaruhi kecernaan protein kasar, kecernaan lemak kasar, serta absorbsi mineral (fosfor, magnesium, natrium, kalsium, seng, dan kalium). Kecernaan bahan kering metode koleksi total tidak mempunyai hubungan dengan kecernaan bahan kering metode AIA. ..dst
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/145275
Appears in Collections:UT - Nutrition Science and Feed Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
D12ers.pdf
  Restricted Access
794.39 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.