Pengaruh kadar air awal, kondisi simpan dan wadah simpan terhadap lama simpan benih kedelai (Glycine max (L.) Merr)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kadar air awal, kondisi simpan, dan wadah simpan, terhadap lama simpan benih kedelai. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih Leuwikopo, Darmaga, Bogor, dari bulan April 1993 sampai bulan Oktober 1993. Penelitian dilaksanakan dengan mengamati tiga factor dan merupakan percobaan faktorial yang disusun dalam ran- cangan acak lengkap, dengan menggunakan tiga ulangan. Faktor pertama adalah perlakuan kadar air awal penyimpanan terdiri dari tiga taraf yaitu A₁ = 6-7 persen, A2 = 9-10 persen, dan A3 = 12-13 persen. Faktor kedua adalah perla- kuan kondisi ruang simpan terdiri dari dua taraf yaitu B1 = ruang terkendali (ruang G1) dan B2 ruang kamar (labo- = ratorium kering leuwikopo). Faktor ketiga adalah perla- kuan wadah simpan benih terdiri dari tiga taraf yaitu C₁1 kertas berlapis polythylene, C2 = polythylene tebal 0,005 cm, dan C3 = blacu sebagai kontrol. Pengujian benih dila- kukan pada awal periode simpan dan setelah periode simpan 4, 8, 12, 16, 20, dan 24 minggu. Tolok ukur yang diguna kan adalah daya berkecambah benih, berat kering kecambah normal, keserempakan tumbuh, kecepatan tumbuh, dan peningkatan kadar air awal. Benih kedelai relatif lebih baik bila disimpan dengan kadar air awal yang rendah. Benih berkadar air awal 6-7 persen sampai periode simpan 12 minggu mempunyai viabilitas nyata lebih baik, sedangkan benih dengan kadar air awal 12-13 persen viabilitasnya nyata paling buruk. Perlakuan kondisi ruang simpan berpengaruh nyata terhadap viabilitas benih. Kondisi ruang simpan terkendali nyata paling baik untuk penyimpanan benih kedelai, sedangkan kondisi kamar berpengaruh paling buruk…dst