Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/144989
Title: Konservasi Ex-situ spesies tumbuhan obat langka di Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro) Bogor
Authors: Hikmat, Agus
Hadipoentyanti, Endang
Farisa, Ulfah Zul
Issue Date: 2012
Publisher: IPB University
Abstract: Kesadaran masyarakat akan manfaat tumbuhan obat semakin besar. Namun, hal positif dari budaya "back to nature" ini sebagian besar masih memanfaatkan langsung dari alam yang menyebabkan tumbuhan obat menjadi langka. Oleh karena itu diperlukan upaya konservasi ex-situ untuk melestarikan spesies tumbuhan obat langka di luar habitat aslinya. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro) merupakan balai penelitian yang telah mengembangkan konservasi ex-situ tumbuhan obat langka. Penelitian ini Bertujuan mengkaji pengembangan konservasi ex-situ spesies tumbuhan obat Fangka dan mengidentifikasi tingkat keberhasilan daya tumbuh perbanyakannya. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli - Agustus 2011 di Balai Penelitian Fanaman Obat dan Aromatik (Balittro) Bogor dan Kebun Percobaan Gunung Putri, Cianjur. Objek penelitian adalah spesies tumbuhan obat langka di Balittro. Metode pengumpulan data mencakup metode observasi, wawancara dan studi Eteratur. Karakterisasi dan tahapan perbanyakan spesies tumbuhan obat langka dijelaskan secara deskriptif, tingkat keberhasilan daya tumbuh perbanyakan dihitung berdasarkan persentase daya tumbuh dan persentase kematian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat sebelas spesies tumbuhan. obat langka yang berada di enam lokasi pengamatan (rumah kaca dan rumah atap Phranet, laboratorium kultur jaringan, petak pamer, Kebun Wisata Ilmiah 1, Kebun Wisata Ilmiah 2 dan KP Gunung Putri, Cianjur). Kesebelas spesies tersebut adalah Alstonia scholaris (pulai), Arcangelisia flava (akar kuning), Cinnamomum sintoc (sintok), Ficus deltoidea (tabat barito), Lunasia amara (sanrego), Oroxylum indicum (pongporang), Parkia roxburghii (kedawung), Pimpinella pruatjan (purwoceng), Piper retrofractum (cabe jawa), Rauvolfia serpentina (pule pandak) dan Stelechocarpus burahol (burahol). Tiga spesies yang sudah dilakukan upaya perbanyakannya yaitu tabat barito dengan kultur jaringan, purwoceng dengan biji dan cabe jawa dengan setek dari sulur panjat. Selain konservasi spesies (konservasi jenis), Balittro juga sudah mengembangkan konservasi genetik (plasma nutfah), hal ini ditunjukkan dengan aksesi sumber benih spesies tumbuhan obat langka yang merupakan hasil eksplorasi dari berbagai daerah di Indonesia. Eksplorasi plasma nutfah berupa pengambilan sampel bertujuan untuk mengumpulkan sebanyak mungkin variasi genetik dalam suatu spesies dan terdiri dari beberapa aksesi. Berdasarkan hasil pengamatan, tingkat keberhasilan daya tumbuh perbanyakan purwoceng di polibag mencapai 100%, purwoceng di lahan tanam sebesar 94% (terserang hama 6%), cabe jawa sebesar 83% (terserang jamur putih 1% dan mati 6%), tabat barito sebesar 76% (terserang hama 24%). Kesimpulan dari penelitian ini yaitu pengembangan konservasi ex-situ di Balittro mencakup konservasi spesies dan konservasi genetik. Tingkat keberhasilan daya tumbuh perbanyakan purwoceng lebih besar dari keberhasilan daya tumbuh perbanyakan Cabe jawa dan tabat barito.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/144989
Appears in Collections:UT - Conservation of Forest and Ecotourism

Files in This Item:
File SizeFormat 
E12uzf.pdf
  Restricted Access
24.98 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.