Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/144968
Title: Analisis populasi dan sebaran spasial simpai (presbytis melalophos Raffles 1821) di kawasan hutan konservasi HTI Pt. Musi HUtan Persada Sumatera Selatan
Authors: Santosa, Yanto
Arief, Harnios
Ariestyowati, Dian
Issue Date: 1999
Publisher: IPB University
Abstract: Simpai adalah salah satu jenis Presbytis yang memiliki wilayah penyebaran terluas di Sumatera, yaitu mulai dari Sumatera bagian selatan hingga bagian utara Danau Toba dan Kalimantan. Hal ini disebabkan karena jenis-jenis Presbytis memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi walaupun pada habitat yang terganggu. Simpai bersama monyet ekor panjang memiliki status yang masih belum dilindungi sehingga memungkinkan untuk dimanfaatkan. Sayangnya informasi mengenai jenis-jenis Presbytis masih jarang (Curtin dan Chivers dalam Bismark, 1984) terutama yang berada di Indonesia. Southwick dan Blood dalam Bismark (1991) menyatakan bahwa untuk mencapai kelestarian pemanfaatan, diperlukan berbagai informasi hasil penelitian yang menyangkut kepadatan populasi, status habitat, umur dan seks rasio, laju kelahiran dan kematian, serta dinamika populasinya. Penelitian ini bertujuan untuk menduga nilai-nilai parameter demografi simpai yang meliputi ukuran populasi, seks rasio, struktur umur, natalitas dan mortalitas, serta sebaran spasial simpai dan pola penyebarannya di Hutan Konservasi HTI PT Musi Hutan Persada Sumatera Selatan. Diharapkan penelitian ini dapat mengungkap apakah populasi simpai masih cukup baik sehingga dapat dimanfaatkan, serta dapat menjadi sumbangan terhadap upaya pemanfaatan, perlindungan, maupun pelestarian simpai. Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Hutan Benakat, Hutan Konservasi HTI PT Musi Hutan Persada Sumatera Selatan pada bulan Maret-April 1998. Luas areal yang disurvey 235,28 km² dengan intensitas sampling 1%.. Areal survey dibagi menjadi tiga blok yaitu Blok A (89 km²), Blok B (62.84 km²), dan Blok C (83,44 km²). Areal penelitian sebagian besar dalam kondisi bekas terbakar. Pengumpulan data populasi satwa dilakukan dengan inventarisasi menggunakan metode transek jalur. Teknik penarikan contoh dilakukan secara berlapis dengan alokasi proporsional. Data populasi yang dikumpulkan di lapangan berupa jumlah individu, jenis kelamin dan kelas umur tiap individu. Data sebaran spasial berupa ketinggian satwa berada di pohon serta analisis vegetasi dengan metode jalur berpetak pada setiap blok. Selain itu dicatat pula jenis vegetasi pakan simpai serta pohon yang berfungsi sebagai cover. Data yang diperoleh untuk populasi dianalisis sehingga didapatkan nilai ukuran populasi, seks rasio dan struktur umur, natalitas dan mortalitas, serta ukuran kelompok. Selanjutkan data tersebut digunakan untuk menduga model persamaan pertumbuhan populasi logistik. Untuk mengetahui pola penyebaran spasial simpai dilakukan analisis pola sebaran spasial. Sedangkan untuk memperoleh data sebaran spasial horisontal dihitung ukuran populasi di tiap-tiap blok beserta keadaan habitat hasil analisis vegetasi. Sebaran spasial vertikal diketahui melalui uji Chi-square. Ukuran populasi dugaan simpai di arcal survey yang diperoleh pada tingkat kepercayaan 95% pada pengamatan pagi hari adalah 7764 ± 2608 ekor atau 33,001 ekor/km². Sedangkan pada sore hari sebesar 5711 ± 2910 ekor atau 24,277 ekor/km². Untuk ukuran populasi kelompok pada pagi hari diperoleh sebesar 1975.646 ± 493.727 kelompok dengan kepadatan 8,397 kelompok/km². Pada sore hari diperoleh 1271,218 ± 521,978 kelompok atau 5,403 kelompok/km². Perbedaan hasil pengukuran antara pagi dan sore hari kemungkinan disebabkan oleh pola aktivitas harian simpai. Dari hasil pengamatan pada pagi hari diperoleh ukuran kelompok simpai berkisar antara 3-5 ekor sedangkan pada sore hari berkisar antara 3-7 ekor. Struktur umur yang diperoleh merupakan struktur umur meningkat (progressive population), sedangkan komposisi jenis kelamin atau seks rasio simpai pada kelas umur muda adalah 1: 1.31 dan pada kelas umur dewasa adalah 1: 1,515. Dari perhitungan diperoleh angka natalitas kasar populasi simpai adalah 0,178. Sedangkan angka mortalitas yang diperoleh melalui pendekatan peluang hidup adalah 0,244 dari kelas umur anak ke kelas umur muda dan 0,319 dari kelas umur muda ke kelas umur dewasa....
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/144968
Appears in Collections:UT - Conservation of Forest and Ecotourism

Files in This Item:
File SizeFormat 
E99dar.pdf
  Restricted Access
1.17 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.