Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/144880
Title: Analisis Perbandingan Kebutuhan Tenaga Kerja dan Waktu Penyiapan Lahan Sampai Tanam pada Budidaya Padi Metode SRI dan Kenvensional
Authors: Pertiwi, Setyo
Efendi, Irfan Nursyifa
Issue Date: 2012
Publisher: IPB University
Abstract: Usaha tani padi metode SRI merupakan usaha tani padi sawah irigasi secara intensif dan efisien dalam pengelolaan tanah, tanaman dan air yang berbasis kaidah ramah lingkungan. Namun demikian, teknik budidaya padi dengan metode SRI juga masih menyisakan berbagai persoalan, diantaranya kebutuhan tenaga kerja yang diduga masih tinggi. Hal tersebut terkait dengan pekerjaan-pekerjaan pada metode tersebut yang masih harus dilakukan secara manual. Oleh karena itu diperlukan kajian khusus mengenai kebutuhan tenaga kerja tersebut sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang optimal dalam usaha budidaya padi. Penelitian ini bertujuan membandingkan tenaga kerja dan waktu yang diperlukan dalam proses pengolahan tanah hingga penanaman antara sistem SRI dan sistem konvensional serta menganalisis kedua sistem tersebut dan menentukan strategi aplikasi yang terbaik berdasarkan ketersediaan lahan, tenaga kerja dan waktu di tingkat usaha tani. Adanya metode CPM (Critical Path Metode) dalam network analysis diharapkan dapat membantu dalam mengoptimalkan pengambilan keputusan penentuan jumlah tenaga kerja Penelitian dilakukan di dua lokasi dan setiap lokasi terdapat dua metode budi daya yang diukur, yaitu konvensional dan SRI. Lokasi pertama di Banjaran, Kabupaten Bandung dan lokasi kedua yaitu di Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Yang menjadi perbedaan dasar dari kedua lokasi yaitu segi kebiasaan waktu kerja serta upah tenaga kerja. Sedangkan perbedaan dasar metode budi daya konvensional dan SRI adalah umur bibit SRI yang jauh lebih muda dan juga ditanam tunggal pada lubang tanam. Pengukuran yang dilakukan hanya satu parameter yaitu waktu yang diperlukan untuk setiap elemen kerja pada masing-masing proses budi daya padi, mulai dari pengolahan tanah hingga transplantasi bibit/penanaman. Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa waktu penyelesaian pekerjaan dari pengolahan tanah hingga penanaman pada setiap sistem yang sudah dilakukan percepatan tidak jauh berbeda. Hal tersebut disebabkan karena jalur kritis proses-proses tersebut selalu pada proses persemaian yang memang tidak bisa dilakukan percepatan. Kemudian perbedaan biaya pada ketiga sistem yaitu konvensional Tabela Banjaran, konvensional Cibungbulang, dan SRI Cibungbulang relatif kecil pada setiap luasan yang sama. Namun untuk SRI Banjaran memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Hal tersebut disebabkan karena proses pengolahan tanah yang lebih panjang. Dengan mempertimbangkan luasan, ketersediaan tenaga kerja, dan waktu, serta mengingat biaya dan hasil panen yang diprediksi beberapa kali lipat lebih banyak, maka sistem SRI yang diterapkan di Cibungbulang Bogor merupakan pilihan yang terbaik bagi petani. Luas sawah yang optimal dengan penggunaan enam buruh tani untuk pengomposan dan penanaman, serta tiga operator kerbau untuk mengolah tanah system SRI Cibungbulang tersebut adalah tiga hektar. Namun jika petani belum bisa menerapkan sistem tersebut, maka dapat memilih sistem lainnya dengan target luas gabungan sawah untuk Tabela satu hektar, SRI Banjaran 0.8 hektar, dan konvensional Cibungbulang 1.3 hektar. Penggabungan tersebut dimaksudkan agar penggunaan tenaga kerja bersama anta pemilik lahan yang sehamparan optimal.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/144880
Appears in Collections:UT - Agricultural and Biosystem Engineering

Files in This Item:
File SizeFormat 
F12ine.pdf4.1 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.