Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/144640| Title: | Perencanaan sistem penyaradan kayu jenis Acacia mangium di hutan tanaman industri |
| Authors: | Pranggodo, Bambang Suwarna, Ujang Gumelar, Ajie Hadi |
| Issue Date: | 1999 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Dalam mempersiapkan kegiatan pemanenan tanaman Acacia mangium di HTI PT Musi Hutan Persada (MHP) seluas ± 190.000 hektar, untuk mensuplai kebutuhan bahan baku pabrik pulp dan kertas, dilaksanakan beberapa kegiatan perencanaan pemanenan diantaranya inventarisasi tegakan serta verifikasi petak tanaman yakni cross-ceck data lapangan (peta) yang telah ada sebelumnya dengan mengadakan survey di lapangan guna melengkapi serta memperoleh data dan informasi tentang arah penyaradan kayu, serta beberapa informasi lain yang menyangkut perencanaan pemanenan. Hasil analisis data Peta Hasil Verifikasi di HTI PT MHP ditemukan beberapa masalah teknis, diantaranya pembagian unit areal terkecil berupa petak (500 x 1000 meter) yaitu suatu sistem yang didalamnya terdapat beberapa peruntukan lahan (ladang, pemukiman penduduk, areal konservasi, dan areal tanaman HTI) menyulitkan proses penyusunan rencana petak tebang dan teknis pelaksanaan penebangan dan penyaradan, karena petak terbagi menjadi sub-sub petak. Hal ini menyebabkan proses penyaradan kayu pada tiap-tiap sub petak berlainan arah, juga proses penebangan dan penyaradan tidak bisa diselesaikan secara sistematis dari satu petak ke petak selanjutnya. Sistem kompartemen merupakan alternatif pemecahan atas permasalahan tersebut, yaitu dengan membagi unit areal terkecil berdasarkan satu sistem peruntukan lahan saja, yaitu areal tanaman yang diusahakan, sehingga kayu dalam petak tebang disarad menuju satu arah landing saja. Dengan sistem ini proses penyusunan rencana petak tebang sangat mudah dilakukan dan proses kegiatan pemanenan dapat dilaksanakan secara sistematis dalam masing-masing kompartemen serta urutan antar kompartemen. Penumpukan kayu sementara dibuat dipinggir jalan yaitu di daerah bebas bayang atau sekat bakar, yang dinamakan road side dalam bentuk stapel. Apabila tidak memungkinkan, digunakan areal khusus pada petak-petak tertentu, dinamakan landing point yang mempunyai persyaratan luas 1.500-2.000 m² serta diperkeras dengan batu pecah. Hasil analisis petunjuk teknis pelaksanaan verifikasi petak tanaman, ditemukan suatu permasalahan, yaitu jarak sarad di lapangan yang ditetapkan untuk menentukan arah penyaradan kayu yaitu 12 hm atau 1.200 meter. Dengan perhitungan analisis biaya dapat dihitung jarak sarad ekonomis dan biaya total penyaradan ekonomis untuk membuktikan apakah jarak tersebut ekonomis, apabila penyaradan menggunakan forwarder Timberjack 230A. Dengan menggunakan asumsi; biaya usaha alat Rp 144.270/jam; potensi tegakan yaitu 200 m³/ha; biaya pembuatan jalan Rp 111.394.283,83/km; biaya tetap alat Rp 1.258,42/m²; dan biaya variabel alat Rp 2.675,94/m³/hm pp, maka dapat diketahui spasi jalan ekonomis sebesar 9,12 hm atau 900 meter, jarak sarad ekonomis sebesar 4,56 hm atau 450 meter, biaya total penyaradan Rp 13.466,71/m³.... |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/144640 |
| Appears in Collections: | UT - Forestry Products |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| E99AHG.pdf Restricted Access | 1.61 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.