Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/144348
Title: Pengaruh intensitas naungan dan zat pengatur tumbuh IBA terhadap pertumbuhan stek pucuk Shorea selanica Bl
Authors: Parisy, Salman
Sukendro, Andi
Saragih, Lambok Maruli
Issue Date: 2001
Publisher: IPB University
Abstract: Meranti (Shorea spp) adalah salah satu famili Dipterocarpaceae yang reputasinya sebagai bahan pembuat kayu lapis sudah tidak diragukan lagi. Namun saat ini sebagaimana jenis-jenis Meranti lainnya belum banyak dikembangkan dalam Hutan Tanaman Industri (HTI) karena kendala penyediaan bibit. Sifat rekalsitran benih (ketidakmampuan benih disimpan dalam jangka waktu lama) dan masa berbuah yang tidak teratur, yang dimiliki oleh famili Dipterocarpaceae menyebabkan timbulnya kendala penyediaan bibit dengan pembiakan generatif. Oleh karena itu diupayakan alternatif selain perbanyakan generatif yaitu dengan perbanyakan vegetatif. Keuntungan pembiakan vegetatif antara lain, secara genetis bibit yang dihasilkan memiliki sifat keturunan yang sama dengan induknya, cepat berbuah, tidak tergantung musim, dapat diperbanyak dalam jumlah besar dan dapat dilakukan berbagai kombinasi (Supriyanto dan Irawan, 2000). Pembiakan vegetatif dengan cara stek adalah salah satu cara yang relatif sederhana dan paling umum digunakan (Wudianto, 1996) Rochiman dan Harjadi (1973), mengatakan bahwa stek memerlukan perlindungan atau naungan dari cahaya matahari langsung untuk mempertahankan temperatur dan kelembaban Stek yang mendapat naungan akan berakar lebih banyak dari pada yang menerima cahaya matahari langsung. Keberhasilan pembiakan dengan cara stek ditentukan oleh adanya pembentukan akar. Proses pembentukan akar dapat dipercepat dan ditingkatkan kualitasnya dengan pemberian zat pengatur tumbuh. Selain itu pembentukan akar dipengaruhi juga oleh kondisi fisiologis bahan stek. Indoleacetic acid (IAA), Naphtaleneacetic acid (NAA) dan Indolebutiric acid (IBA) adalah hormon-hormon golongan auksin yang sering digunakan. IBA mempunyai sifat yang lebih baik dan efektif dari IAA dan NAA karena kandungan kimianya lebih stabil dan daya kerjanya lebih lama (Salisbury dan Ross, 1995). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas naungan dan mencari yang paling sesuai dari empat intensitas naungan (35%, 55%, 65%, 75%), serta konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh IBA terhadap pertumbuhan stek pucuk S. selanica. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Laboratorium Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB Darmaga Bogor, dimulai dari tanggal 15 Mei sampai 12 Agustus 2000. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan percobaan faktorial 4 X 4 dalam rancangan acak lengkap (RAL), dengan intensitas naungan (35%, 55%, 65%, 75%) sebagai faktor A dan konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh IBA (0 ppm, 500 ppm, 1000 ppm, 1500 ppm) sebagai faktor B. Masing-masing perlakuan terdiri atas 3 (tiga) ulangan dan tiap ulangan terdiri atas 5 stck. Hasil penelitian menunjukkan jumlah total stek S selanica yang masih bertahan hidup hingga akhir penelitian (12 MST) adalah 128 dari 240 stek yang ditanam (53.33%). Rata-rata kemampuan hidup stek S. selanica untuk setiap perlakuan adalah 53.33% (8 stek) dengan hasil rata-rata terbesar terjadi pada perlakuan A3B3 sebesar 93.33% (14 stek) dan yang terkecil terjadi pada perlakuan A0BO sebesar 20% (3 stek)....
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/144348
Appears in Collections:UT - Forest Management

Files in This Item:
File SizeFormat 
E01lms.pdf
  Restricted Access
820.73 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.