Analisis tataniagara ayam ras pedaging peternak anggota koperasi di wilayah jakarta selatan

Abstract

Pesatnya laju perkembangan usaha peternakan ayam ras pedaging, menimbulkan masalah pemasaran hasil produksi. Peternak kecil tidak mampu bersaing dengan peternak besar dalam mendapatkan input dan memasarkan output produksi. Penelitian ini dilakukan di wilayah Jakarta Selatan pada tanggal 1 - 30 Mei 1984 dengan menggunakan metode survey. Responden peternak diambil secara 'purposive' berdasarkan keterangan pengurus koperasi, sedang pedagang pengumpul, pemotong dan pengecer diperoleh secara purposive pula berdasarkan keterangan peternak. Tujuan penelitian ialah untuk (1) Mempelajari saluran tataniaga, (2) Mempelajari fungsi dan struktur biaya tataniaga, (3) Mempelajari pembagian keuntungan lembaga tataniaga dan (4) Mempelajari peranan koperasi. Analisis data untuk saluran tataniaga dan biaya tataniaga dilakukan secara tabulasi dan deskriptif, sedang penilaian keefisienan sistem tataniaga melalui perhitungan marjin dan biaya tataniaga serta nisbah satu kilogram bobot hidup dengan biaya ransum dan bibit. Hasil penelitian menunjukkan 64.29 persen peternak memiliki skala usaha 1 000 1 500 ekor, dengan rataan lama pemeliharaan 45 hari. Keefisienan penggunaan ransum dengan lama pelihara lebih besar atau sama dengan 45 hari sebesar 2.09, sedang dibawah 45 hari sebesar 2.20. Berarti keefisienan penggunaan ransum meningkat dengan meningkatnya lama pemeliharaan sampai batas tertentu. Sebanyak 57.14 persen peternak menjual ayamnya pada pemberi modal, 35.71 persen pada pengumpul bebas dan 7.14 persen di proses sendiri. Penjualan ayam peternak berhubungan dengan cara peternak memperoleh modal. ...