Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/143590
Title: Model penaksiran biomassa pohon mahoni (Swietenia macrophylla) di kesatuan pemangkuan hutan Cianjur PT Perhutani Unit III Jawa Barat
Authors: Rusolono, Teddy
Muhdin
Adinugroho, Wahyu Catur
Issue Date: 2002
Publisher: IPB University
Abstract: Perubahan iklim merupakan salah satu isu global yang berkembang pada saat ini, peningkatan kandungan CO₂ di atmosfer sehingga timbulnya green house effect telah mendorong dikeluarkannya salah satu butir Protokol Kyoto tentang CDM (Clean Development Mechanism) yang mengatur perdagangan reduksi gas rumah kaca. Hutan menyerap CO₂ dari udara dan menyimpannya dalam biomassa hutan sehingga mengurangi kadar CO₂ dalam atmosfer, dengan demikian perlindungan hutan dan reboisasi mempunyai potensi untuk mendapatkan CER (Certified Emmision Reduction) yang dapat diperdagangkan di pasar global. Untuk melaksanakan hal tersebut maka diperlukan kalkulasi kandungan biomassa yang ada di hutan Indonesia. Secara umum pendugaan biomassa dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung dengan pemanenan (destructive sampling) dan secara tidak langsung (non destructive sampling) menggunakan persamaan alometrik dan faktor konversi (BEF). Persamaan alometrik adalah pendugaan biomassa dari peubah pohon yang lain yang berhubungan erat dengan besar biomassa pohon tersebut, sedangkan penggunaan faktor konversi BEF adalah penentuan biomassa dengan hanya mendasarkan pada data volume batang yang umum dilakukan pada setiap kegiatan inventarisasi hutan. Pendugaan biomassa secara tidak langsung lebih menguntungkan karena menghemat biaya, waktu dan lebih banyak digunakan untuk menduga biomassa hutan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan nilai BEF (Biomass Expansion Factor) dan model alometrik untuk menduga biomassa bagian atas tegakan mahoni. Model alometrik disusun berdasarkan hipotesis adanya hubungan yang erat antara parameter pohon (diameter dan tinggi) dengan biomassa bagian-bagian pohon tersebut dan biomassa pohon. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah RPH Kadupandak BKPH Tanggeung KPH Cianjur PT. Perhutani Unit III Jawa Barat. Pohon contoh yang diambil seluruhnya berjumlah 30 pohon. Pemilihan pohon contoh dilakukan secara purposive dengan memperhatikan keterwakilan sebaran diameter. Pengukuran pohon contoh dilakukan dua tahap, yaitu sesaat sebelum dan sesudah penebangan. Dimensi pohon yang diukur sebelum penebangan adalah diameter setinggi dada (dbh), tinggi total, tinggi bebas cabang dan proyeksi tajuk. Dimensi yang diukur setelah penebangan adalah diameter dan panjang setiap batang utama, cabang beraturan dan tunggak serta berat daun, ranting dan cabang tidak beraturan. Tiap bagian pohon diambil contoh sebanyak 5 ulangan pada pohon yang berbeda. Perhitungan biomassa dilakukan dua cara. Untuk penentuan biomassa daun, biomassa ranting dan biomassa cabang yang bentuknya tidak beraturan dilakukan penimbangan langsung berat basah dan mengkonversinya ke berat kering menggunakan rata-rata kadar air dari contoh yang telah diambil dengan rumus kadar air dalam Haygreen dan Bowyer (1989). Sedangkan untuk penentuan biomassa bagian batang, cabang yang bentuknya beraturan dan tunggak dilakukan dengan pendekatan volume, yaitu mengalikan volume pada tiap bagian pohon dengan nilai rata-rata kerapatan kayu pada bagian pohon tersebut. Untuk menghitung volume batang, cabang beraturan, dan tunggak pada pohon tidak berbanir adalah rumus Smalian (Simon, 1987). Untuk volume tunggak pohon berbanir dihitung dengan membagi tunggak menjadi beberapa seksi, yaitu volume banir dan volume tunggak tanpa banir. Diasumsikan banir berbentuk limas segitiga dan sisa tunggak berbentuk silinder (Kurniawan, 1996)....
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/143590
Appears in Collections:UT - Forest Management

Files in This Item:
File SizeFormat 
E02wca.pdf
  Restricted Access
13.32 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.