Pertumbuhan dan perkembangan ukuran-ukuran tubuh relatif terhadap bobot potong itik alabio

Abstract

Penelitian dilakukan di Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor dari awal September hingga akhir Oktober 1990. Materi yang digunakan adalah 30 ekor itik Alabio (15 ekor jantan dan 15 ekor betina) yang diamati perkembangan ukuran tubuhnya. Pengamatan pertambahan bobot badan dilakukan terhadap lima ekor itik jantan dan empat ekor betina dengan kisaran bobot awal 34.67 ± 4.39 gram. Pertumbuhan awal dipelajari dengan rumus Wt Wo ekt Bobot dewasa dan bobot pertumbuhan diperlambat dipelajari dengan rumus WtA Be-kt. Pengaruh jenis kelamin terhadap parameter yang diamati dipelajari dengan analisis kovarian (sidik peragam). Analisis statistik mengikuti fungsi pertumbuhan dengan model Ya Xb. Titik infleksi Alabio jantan dan betina tercapai pada minggu keempat dengan bobot badan masing-masing 514 dan 344 gram. Koefisien pertumbuhan (b) dari semua ukuran tubuh mempunyai nilai b<1.0 (masak dini). Pengaruh jenis kelamin tidak nyata pada koefisien pertumbuhan ukuran linier relatif terhadap bobot potong. Jenis kelamin berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap nilai intersep (a) untuk lingkar dada, panjang paha atas, panjang paha bawah, panjang shank dan panjang tulang shank, sedangkan terhadap panjang leher, panjang dada, lingkar shank, lingkar tulang shank dan bobot tulang shank tidak nyata. Pada bobot badan yang sama (1052.05 gram), jantan memiliki lingkar dada 21.01 cm, panjang paha atas 6.45 cm, panjang paha bawah 11.14 cm dan panjang shank 5.67 cm, yang nyata berbeda dengan betina yang memiliki lingkar dada 21.87 cm, panjang paha atas 6.21 cm, panjang paha bawah 10.89 cm dan panjang shank 5.52 cm. Nilai r terbesar terdapat pada ukuran lingkar dada terhadap bobot potong, yaitu sebesar 0.99. Gelombang pertumbuhan itik jantan dan betina dimulai dari arah kaki (shank), panjang paha bawah, panjang paha atas, dada dan dari arah lain dimulai dari leher ke dada…dst