Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/143125| Title: | Penggunaan penginderaan jauh dan sistim informasi geografis (SIG) dalam pemetaan penggunaan lahan di daerah tangkapan mata air : Studi kasus di Kecamatan Sumberjaya, Lampung |
| Authors: | Hadjib, Ahmad Puspaningsih, Nining Andreas, Yoss |
| Issue Date: | 2002 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Sejak dahulu vegetasi hutan dipercaya dapat mempengaruhi penyebaran aliran air tanah, sehingga muncul anggapan bahwa hutan dapat menyimpan air pada musim hujan dan melepasnya pada musim kemarau. Atas dasar tersebut pemerintah melakukan tindakan proteksi terhadap hutan, dengan mengeluarkan perundang-undangan. Seiring dengan waktu hutan mengalami tekanan yang berat dan konflik antara pemerintah dengan penduduk sekitar hutan tidak dapat dihindari. Konflik ini akan menimbulkan konversi hutan secara besar-besaran. Beberapa kasus seperti di Kecamatan Sumberjaya yang terletak di sebelah barat Propinsi Lampung dengan luasan 541,9 km² (Budidarsono et al, 2000) terjadi pembukaan hutan menjadi kebun kopi. Pembukaan hutan terus bertambah, terlihat pada hutan Sumberjaya dari tahun 1970 mengalami pengurangan luas sebesar 43% dari luas total (Benoit er al, 1989 dalam Koesworo 1999). Sebagian besar hutan telah menjadi kebun kopi (Coffea chenophora/ Coffea robusta), sehingga diperlukan suatu arahan agar lahan yang dirobah memberikan kontibusi kepada mata air dibawahnya. Penelitian ini untuk melihat alasan utama petani melindungi hutan, sebagaimana asumsi awal yaitu karena keberadaan sumber air minum disana. Penelitian ini mencoba untuk menggabungkan analisis hidrologi dan analisis SIG untuk memprediksi keterkaitan antara lahan pada areal tangkapan air dengan mata air. Potret udara dijadikan sebagai data utama dalam pengolahan secara hidrologi maupun Sistim Informasi Geografis (SIG). Penelitian dan pengolahan data dilakukan selama 10 bulan di kantor International Centre Research on Agroforestry (ICRAF). Potret udara yang digunakan adalah potret udara Kecamatan Sumberjaya tahun 1993 dengan resolusi spasial 1 meter, dan dalam bentuk raster. Sedangkan untuk analisis hidrologi digunakan DEM (Digital Elevation Model) yang diekstrak dari potret udara 1993 dengan resolusi spasial 5 meter dan interval kontur 5 meter. Data pendukung lainnya dalam penelitian ini berupa titik koordinat mata air, hasil klasifikasi Citra Ikonos tahun 2000 dengan resolusi spasial 5 meter, titik kontrol (Ground Control Point) dan hasil wawancara dengan petani mengenai kualitas mata air sebagai sumber air minum. Pengambilan data lapangan dilakukan pada bulan Juni 2001 dengan menggunakan Global Positioning System (GPS). Permasalahan awal yang dihadapi yaitu dibutuhkannya mosaik potret udara untuk pembuatan DEM (Digital Elevation Model) dan analisis Hidrologi. Sehingga dilakukan mosaik potret udara dengan berbagai metode supaya memperoleh hasil yang baik dan memuaskan. Dua metode yang dilakukan dalam proses mosaik yaitu metode secara konvensional dan secara diferensial. Adapun... |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/143125 |
| Appears in Collections: | UT - Forest Management |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| E02yan.pdf Restricted Access | 15.23 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.