Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/142997
Title: Pola Pendapatan dan Pengeluaran Keluarga RTP "Jaring Apolo" (Trammel Net) dan "Jaring Hanyut" (Drifr Gilnet) Di Kecamatan Bintan Selatan, Kabupaten Kepulauan Riau
Authors: Murtadi, Sarib
Santika, Omay
Arsyad, Apendi
Issue Date: 1986
Publisher: IPB University
Abstract: Sejak PELITA I sampai akhir PELITA III, upaya pening-atan produksi perikanan dan perbaikan taraf hidup nelayan beserta anggota keluarga rumah tangganya (RTP) senantiasa mendapat perhatian pemerintah dan masyarakat. Modernisasi usaha perikanan secara perlahan-lahan telah menimbulkan perubahan-perubahan baik dalam bidang teknis perikanan maupun dari aspek kehidupan RTP itu sendiri (Anwar, A et al. 1984). Keadaan tersebut dapat dilihat dari segi produksi perikanan yang tetap meningkat, yakni selama PELITA I rata-rata + 2% per tahun, PELITA II sebesar 4% per tahun (Atmowasono, H. 1976) dan PELITA III rata-rata + 4.2% per tahun (Rahman, A. 1982). Meningkatnya produksi tersebut akibat adanya program modernisasi berupa kebijaksanaan motorisasi dan introduksi alat tangkap yang lebih efektif, dimana selama periode 1969 sampai 1980 terdapat peningkatan jumlah armada penangkapan bermotor rata-rata 19.7% per tahun, sedangkan armada tanpa motor terjadi penurunan rata-rata 1.6% per tahun (Anonymous. 1982). Hal ini menyebabkan perkembangan produkti- fitas usaha penangkapan rata-rata dari 2.8 ton per armada pada 1969 meningkat menjadi 3.5 ton per armada pada 1974 (Atmowasono, H. 1976), dan 5.2 ton per armada pada 1980, atau selama periode 1969 1980 besar rata-rata pertumbuhan produktifitas usaha penangkapan adalah 5.8% per tahun (Anonymous. 1982). Tetapi bila ditelaah dari aspek keada- an sosial ekonomi kehidupan masyarakat nelayan dan keluarganya masih tergolong miskin dan terbelakang, misalnya dari segi tingkat pendidikan yang masih sangat rendah (Anonymous. 1982), dan juga tingkat pendapatan per kapita rata-rata yang masih dibawah angka kebutuhan fisik minimum (KFM) yakni sebesar 35 000,- per kapita per tahun pada 1978 (Rahman, A. 1982). Berdasarkan kenyataan di atas, di dalam memasuki PELITA IV upaya-upaya modernisasi yang telah dilakukan tersebut ternyata perlu dinilai kembali untuk diarahkan kepada sasaran yang lebih konsisten dengan Strategi Pembangunan, yakni "Delapan Jalur Pemerataan". Untuk itu di dalam PELITA IV pem- bangunan subsektor perikanan yang ditekankan kepada masalah pengembangan usaha perikanan skala kecil (household fisheries), dengan sasaran utamanya adalah meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat nelayan beserta keluarganya melalui pendekatan pendapatan (Lubis, B. 1982); semakin menuntut dilakukannya penelitian-penelitian yang berkaitan dengan keadaan sosial ekonomi masyarakat nelayan, dimana sampai saat sekarang masih dirasakan kurang. Padahal penelitian sosial ekonomi sangat penting peranannya di dalam memberikan..dst
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/142997
Appears in Collections:UT - Aquaculture

Files in This Item:
File SizeFormat 
A86aar.pdf
  Restricted Access
56.05 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.