Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/142893| Title: | Anemia akibat defisiensi besi pada ternak |
| Authors: | Girindra, Aisyah Rodiah |
| Issue Date: | 1985 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Cairan tubuh yang mudah diperoleh adalah darah. Darah mempunyai berbagai macam fungsi, dan diantaranya yang penting dalam menjalankan fungsi darah adalah hemoglobin. Besi merupakan unsur yang memainkan peranan pada proses kehidupan dan merupakan unsur pokok dari pigmen hemoglobin. Berat molekulnya 68.000 pada semua spesies hewan dan rata-rata mengandung 0,34% besi. Besi juga merupakan komponen dari beberapa enzim termasuk sitokrom dan flavo- protein. Jika fisiologis darah terganggu, antara lain karena bakteri, parasit, zat kimia, kurang gizi ataupun oleh sebab lainnya, dapat menyebabkan penurunan jumlah sel-sel darah merah yang beredar, juga menyebabkan penurunan ka- dar hemoglobin didalam darah atau penurunan nilai hema- tokrit dibanding dengan keadaan normal. Dalam keadaan demikian akan mengakibatkan timbulnya anemia. Kekurangan gizi khususnya besi akan menimbulkan anemia yang disebut anemia gizi besi. Penurunan kecepatan produksi, kehilangan atau destruksi sel darah merah yang meningkat dapat diakibatkan oleh perdarahan akut atau kronis, atau dapat ditimbulkan oleh faktor toksik (racun atau infeksi) yang menyebabkan hemolisis dan peningkatan destruksi eritrosit. Kegagalan pembentukan eritrosit juga dapat disebabkan oleh kekurangan besi dan protein dalam makanan. Gejala yang ditimbulkan karena anemia tergantung pada penyebabnya. Namun gejala yang menyolok dari defisi- ensi besi, karakteristik kliniknya adalah pertumbuhan yang kurang baik, kelesuan, kepucatan membrana mukosa, penambahan laju respirasi dan pengurangan kekebalan ter- hadap infeksi, Weinberg, 1974 (Underwood, 1981). Akibat terjadinya anemia tidak hanya mempunyai dampak negatif yang langsung diderita oleh ternak, tetapi juga akan dirasakan peternak. Akibat tersebut antara lain kesehatan ternak terganggu atau ternak merasa sakit atau pertumbuhan kurang baik, penurunan atau hilangnya kemampuan kerja pada ternak akibat kelemahan. Juga kekurusan dan ikterus yang dapat menyebabkan daging bisa diafkir sehingga tidak dapat dijual atau dimakan…dst |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/142893 |
| Appears in Collections: | UT - Veterinary Clinic Reproduction and Pathology |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| B85ROD.pdf Restricted Access | 6.71 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.