Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/142635
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSuryani, Ani-
dc.contributor.authorSholihah, Syafa'atus-
dc.date.accessioned2024-03-20T07:05:25Z-
dc.date.available2024-03-20T07:05:25Z-
dc.date.issued1996-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/142635-
dc.description.abstractIndonesia merupakan salah satu negara terbesar produsen minyak sawit setelah Malaysia. Hal ini terlihat dari produksi minyak sawit dan minyak inti sawit Indonesia pada tahun 1990 masing-masing 2,297 juta ton dan 449,0 ribu ton. Perkembangan tersebut diperkirakan semakin meningkat pada tahun 2000 sebesar 2,8 juta ton untuk minyak inti sawit dan 22 juta ton untuk minyak sawit. Dengan produksi minyak sawit yang tinggi di Indonesia tersebut, akan mengakibatkan harga yang cenderung menurun, sehingga untuk mengantisipasi produk minyak sawit yang berlebih perlu dilakukan diversifikasi produk. Hal ini untuk memberikan nilai tambah pada komoditi tersebut. Salah satu alternatif diversifikasi tersebut adalah dengan pengolahan minyak sawit dan inti sawit menjadi oleokimia, seperti asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol cukup banyak digunakan dalam industri hilir, seperti pabrik karet, plastik, kosmetika. Metode yang sering digunakan untuk hidrolisis yaitu proses termik dan enzimatis. Metode pertama tersebut kurang menguntungkan, karena dalam prosesnya membutuhkan energi yang cukup besar, dimana hidrolisis berlangsung pada suhu 250° C dan tekanan 50 atm, serta pada beberapa kasus, suhu yang tinggi justru akan mengakibatkan kerusakan pada produk itu sendiri. Sedangkan proses enzimatis membutuhkan energi yang relatif rendah karena bekerja pada suhu 25"-60" C dan tekanan 1 atm. Kelebihan hidrolisis secara enzimatis, diantaranya (1) reaksi dilakukan pada suhu rendah, sehingga kualitas produk lebih baik (2) menggunakan lipase yang spesifik produk yang diinginkan dapat ditingkatkan, sedangkan produk samping dapat dikurangi (3) investasi relatif murah (4) lingkungan kerja lebih aman. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui sifat fisiko- kimia minyak inti sawit, meliputi bilangan asam, bilangan penyabunan, bilangan iod, bilangan peroksida, berat jenis, serta aktivitas enzim. Penelitian utama dilakukan untuk memperoleh kondisi optimum hidrolisis minyak inti sawit untuk menghasilkan oleokimia dasar secara enzimatis menggunakan lipase OF dari Candida cylindracea. Aspek yang dikaji meliputi pengaruh konsentrasi enzim (34.2 U/g substrat, 68.4 U/g substrat, 136.8 U/g substrat, 205.2 dan 256.5 U/g substrat), pengaruh penggunaan bafel atau tanpa bafel, pengaruh agitasi (200 rpm. 300 rpm dan 400 rpm), dan pengaruh konsentrasi substrat (30% (v/v), 40% (v/v),50% (v/v) dan 60% (v/v)), serta pengkajian kinetika enzimatis pada kondisi optimum. Hidrolisis minyak inti sawit secara enzimatis dilakukan pada bioreaktor 10 liter yang dilengkapi draft tube, bafel dan agitator tipe impeler. Hidrolisis dilakukan pada suhu 35° C, dalam waktu 5-10 jam. Selama hidrolisis berlangsung, analisis yang dilakukan yaitu penentuan bilangan asam pada fase organiknya untuk mengetahui derajat hidrolisis.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleKajian hidrolis minyak inti sawit (palm kernel oil) secara enzzimatis untuk menghasilkan oleokimia dasarid
dc.typeUndergraduate Thesisid
Appears in Collections:UT - Agroindustrial Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
F96ssh.pdf
  Restricted Access
13.43 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.