Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/142276
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorRatih AM, Rarah-
dc.contributor.advisorWulandari, Zakiah-
dc.contributor.authorKristianto-
dc.date.accessioned2024-03-19T02:43:17Z-
dc.date.available2024-03-19T02:43:17Z-
dc.date.issued2003-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/142276-
dc.description.abstractPengolahan susu menjadi produk pangan alternatif akan membantu masyarakat dalan memenuhi kebutuhan protein hewani yang terkandung di dalamnya. Salah satu jenis produk olahan susu dengan teknologi pengolahan yang cukup sederhana adalah dodel susu. Dodol susu merupakan makanan ringan olahan susu yang dibuat dari campuran bahan dasar tepung beras ketan, gula, dan susu segar yang dimasak dengan atau tanpa penambahan bahan makanan dan bahan tambahan lainnya yang diizinkan. Sebagai bahan pangan semi basah yang mudah rusak, pengemasan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam menjaga kualitas dodol susu. Pengemasan diharapkan dapat meningkatkan daya penerimaan konsumen dan mengurangi derajat kerusakan yang terjadi selama masa pengangkutan dan selama penyimpanan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis kemasan yang sesuai untuk produk dodol susu (plastik polipropilen dan kertas lilin) dengan memperhatikan perubahan karakter kimia dan fisik dodol susu selama penyimpanan pada suhu ruang. Penelitian dilaksanakan pada awal September hingga akhir November 2002. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap pola faktorial (2x5) dengan dua perlakuan, yaitu jenis kemasan (Plastik polipropilen dan kertas lilin) dan lama penyimpanan (0, 14, 28, 42, 56) hari. Penelitian dibagi dalam tiga tahap yaitu tahap I, tahap II dan tahap II. Tahap I adalah tahap pengumpulan data, data didapatkan dengan cara wawancara langsung dengan pengusaha dodol susu skala rumah tangga di Pangalengan, Bandung dan penglilin kertas di Garut, Bandung. Tahap II adalah tahap pengolahan dodol susu. Prosedur pengolahan disesuaikan dengan hasil penelitian Kusumah (2002) yang mengacu pada cara pengolahan dodol susu di Industri Rumah Tangga Dodol Susu di Pangalengan, Bandung (Heni, 2002) dengan suhu terkontrol (80-85 °C). Tahap III adalah tahap pengemasan dan penyimpanan dodol susu. Dodol susu dikemas dengan menggunakan plastik polipropilen dan kertas lilin, kemudian disimpan pada suhu ruang selama kurang lebih 2 bulan. Peubah yang diamati terdiri dari analisis kimia (kadar air, aktivitas air, bilangan peroksida) dan analisis fisik (kekerasan dan warna) serta pengamatan pertumbuhan kapang pada dodol susu Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa lama penyimpanan sangat berpengaruh secara makroskopis. Pengamatan dilakukan setiap selang waktu empat belas hari selama masa penyimpanan, yaitu hari ke-0, ke-14, ke-28, ke-42, dan ke-56. nyata (P<0,01) terhadap penurunan kadar air, penurunan nilai aktivitas air serta peningkatan bilangan peroksida dan peningkatan nilai kekerasan dodol susu. Hasil sidik ragam juga menunjukkan bahwa lama penyimpanan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap perubahan nilai warna kromatik a dan b dodol susu. Jenis kemasan sangat berpengaruh nyata (P<0,01) terhadap peningkatan nilai kekerasan dan hanya berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap penurunan kadar air ..dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAnimal Productionid
dc.subject.ddcmilk processingid
dc.titleKarakteristik kimia dan fisik dodol susu yang dikemas dengan plastik polipropilen dan kertas lilin selama penyimpanan pada suhu ruangid
dc.typeUndergraduate Thesisid
Appears in Collections:UT - Animal Production Science and Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
D03kri.pdf
  Restricted Access
11.52 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.