Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/142144
Title: Pengaruh periode pembaharuan luka terhadap produktivitas penyadapan getah pinus (studi kasus: di Hutan Pendidikan Gunung Walat)
Authors: Santosa, Gunawan
Wahyuni, Nani
Issue Date: 2012
Publisher: IPB University
Abstract: Pinus merkusii merupakan komoditi kehutanan yang dapat menghasilkan getah sebagai Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). Metode penyadapan getah pinus yang digunakan di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) adalah metode koakan (quarre). Pemberian perangsang getah (stimulansia) kepada pohon Pinus merkusii untuk merangsang keluarnya getah telah banyak dilakukan. Jenis stimulansia yang digunakan HPGW sebelumnya mengandung bahan anorganik yaitu H2SO4 dan HNO3 yang dapat membahayakan kesehatan pohon dan juga lingkungan. Namun, setelah bulan April 2011 penyadapan getah pinus di HPGW telah menggunakan stimulansia organik ETRAT untuk merangsang produksi getah pinus tersebut. Periode pembaharuan luka dan pemberian stimulansia ETRAT penyadapan getah pinus di HPGW masih berdasarkan penyesuaian waktu kerja oleh para penyadap dan belum ada penetapan periode waktu pelukaan yang sebaiknya digunakan. Sehingga perlu adanya penentuan periode pembaharuan luka sadapan dengan pemberian stimulansia ETRAT yang paling efektif untuk mendapatkan produktivitas optimal. Penelitian ini menggunakan 5 perlakuan, yaitu periode pengambilan getah selama 3 hari sekali tanpa pemberian stimulansia ETRAT dan periode 3 hari sekali, 5 hari sekali, 6 hari sekali, 7 hari sekali dengan pemberian stimulansia ETRAT. Periode pembaharuan luka sadapan dan pemberian stimulansia ETRAT memberikan pengaruh nyata terhadap rata-rata produktivitas pinus pada tingkat kepercayaan 95% (a = 0,05) dengan produktivitas pinus rata-rata tertinggi yaitu pada periode 3 hari dengan ETRAT sebesar 26,07 g/quarre/hari dan terendah yaitu pada periode 3 hari tanpa ETRAT sebesar 11,35 g/quarre/hari. Sedangkan untuk periode 5 hari produktivitas rata-ratanya sebesar 18,00 g/quarre/hari kemudian periode 6 hari memiliki produktivitas rata-rata 13,93 g/quarre/hari dan periode 7 hari sebesar 12,41 g/quarre/hari. Periode 6 hari dan 7 hari dengan ETRAT menghasilkan produktivitas rata- rata yang hampir seragam dengan periode 3 hari tanpa ETRAT, sehingga ketiga periode tersebut sebaiknya tidak digunakan. Sedangkan produktivitas rata-rata getah pinus yang memiliki hasil terbaik berturut-turut adalah periode 3 hari dengan ETRAT dan periode 5 hari dengan ETRAT. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka periode 3 hari dengan pemberian stimulansia ETRAT adalah periode paling efektif yang sebaiknya digunakan.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/142144
Appears in Collections:UT - Forest Management

Files in This Item:
File SizeFormat 
E12nwa.pdf
  Restricted Access
9.01 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.