Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/142117| Title: | Metode penanggulangan fraktura tibialus pada anjing |
| Authors: | Prawiradisastra, Sunarya S., Dudung Abdullah Suselviati |
| Issue Date: | 1989 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Fraktura didefinisikan sebagai suatu disrupsi dari kontinuitas sebuah tulang (Denny, 1980). Secara umum dalam kehidupan sehari-hari fraktura diartikan sebagai patah tulang. Umumnya fraktura disebabkan oleh perlukaan langsung karena adanya trauma, misalnya karena tertabrak kendaraan atau terjatuh. Suatu kekerasan atau tekanan tidak langsung juga dapat bertindak sebagai penyebab terjadinya fraktura (Denny, 1980; Brinker, 1984). Penyakit- penyakit tulang yang diderita tubuh, misalnya neoplasma tulang, osteomalasia dan rickets merupakan faktor predisposisi terjadinya fraktura karena penyakit-penyakit tersebut dapat menyebabkan destruksi dan kelemahan tulang sehingga dengan trauma yang ringan saja sudah dapat menyebabkan terjadinya fraktura. Hewan yang mengalami fraktura selain merasa sakit juga dapat menderita cacat pada bagian atau anggota tubuh yang mengalami fraktura. Cacat ini dapat bersifat semen- tara atau permanen. Pada hewan yang mengutamakan penampilan, seperti anjing pacu dan anjing hias, cacat ini me- rupakan hal yang sangat merugikan. Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya cat pada hewan yang mengalami fraktura, antara lain derajat fraktura, cepatnya penanggulangan dan metode penanggulangan. Cacat akibat fraktura dapat dihindari atau dikurangi bila fraktura ditangani dengan segera dan ditanggulangi dengan metode yang tepat dan baik. Secara klinis fraktura ditandai dengan adanya gejala deformitas, kebengkakan, kehilangan fungsi, mobilitas abnormal, rasa nyeri, krepitasi dan kelunakan (Frank, 1964; Alexander, 1985). Pemeriksaan radiografis sebagai lanjut- an pemeriksaan klinis sangat membantu dalam menentukan di- agnosa, memperjelas gambaran tulang yang fraktura dan me- nentukan metode pengobatan yang tepat (Alexander, 1985). Fraktura tibialis terjadi bersama dengan fibula, lebih kurang sebanyak 10,2% dari seluruh kejadian fraktura pada anjing (Alexander, 1985). Menurut data klinik FKH- IPB, prosentase kejadian fraktura tibialis lebih kurang sebanyak 18,82% dan menempatkan urutan kedua terbanyak dari seluruh kasus fraktura. Pada umumnya lokasi fraktura…dst |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/142117 |
| Appears in Collections: | UT - Veterinary Clinic Reproduction and Pathology |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| B89sus.pdf Restricted Access | 17.12 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.