Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/141802| Title: | Pengaruh serbuk pengamplasan dan serbuk gergaji sebagai pengisi dlam perekat urea formaldehida terhadap keteguhan rekat kayu lapis meranti merah (shorea sp) |
| Authors: | Judoamidjojo, R. Muljono Sutigno, Paribroto Rianto, Rudi |
| Issue Date: | 1993 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Semakin tingginya permintaan kayu lapis dunia menuntut peranan industri kayu lapis yang lebih besar. Investasi yang ditanamkan dalam bentuk faktor produk- si adalah sangat tinggi. Salah satu investasi yang besar dalam produksi kayu lapis adalah ketersediaan perekat. Perekat pada kayu lapis dibedakan atas perekat eksterior dan perekat interior. Perekat urea formaldehida termasuk perekat interior dan paling banyak digunakan dalam industri kayu lapis. Pemakaian ekstender dan bahan pengisi dapat menurunkan biaya produksi tetapi akan menurunkan keteguhan rekat kayu lapis sehingga perlu diketahui kadar eksteder atau pengisi maksimum yang masih memenuhi persyaratan suatu standar. Hal ini penting untuk standar yang menetapkan beban putus dan kerusakan kayunya. Penelitian bertujuan mempelajari pengaruh limbah serbuk pengamplasan dan serbuk gergaji dari industri kayu lapis sebagai pengisi dalam perekat urea formaldehida dengan berbagai kehalusan dan kadar bahan pengisi terhadap keteguhan rekat kayu lapis dan menentukan kadar bahan pengisi optimum untuk menghasilkan keteguhan rekat kayu lapis maksimum berdasarkan Standar Nasional Indonesia, Standar jepang dan Standar Inggris. Penelitian pendahuluan terhadap analisis kimiawi bahan pengisi serbuk pengamplasan dan serbuk gergaji menunjukan kadar air sebesar 5.49 persen dan 4.58 persen, kadar silika sebesar 1.23 persen dan 0.09 persen, kadar alumina sebesar 1376 ppm dan 57.8 ppm dan kadar zat ekstraktif pada kelarutan dalam air dingin sebesar 7.38 persen dan 4.76 persen dan pada kelarutan dalam air panas sebesar 7.15 persen. Komposisi campuran perekat untuk pembuatan kayu lapis berdasarkan bobot resin dengan bobot labur 170 g/m² terdiri atas resin urea formaldehida cair 100 persen, bahan ekstender dari tepung industri 20 persen, bahan pengeras dari amonium klorida 0.5 persen, bahan pengisi dari serbuk pengamplasan dan serbuk gergaji 0-10 persen dan penambahan air yang berbeda-beda untuk mencapai viskositas campuran perekat 10-12 poise. Pengamatan terhadap keteguhan rekat kayu lapis menunjukan seluruh contoh uji memenuhi Standar Nasional Indonesia dan Standar Jepang, tetapi tidak memenuhi Standar Inggris. Uji sidik ragam pada tiga standar pengujian menunjukan jenis dan kehalusan bahan pengisi tidak berpengaruh nyata terhadap keteguhan rekat kayu lapis dan kerusakan kayunya, namun kehalusan bahan pengisi 120 mesh memberikan kecenderungan nilai keteguhan rekat yang semakin baik. Kadar bahan pengisi berpengaruh nyata terhadap keteguhan rekat kayu lapis pada Standar Nasional Indonesia, Standar Jepang dan Standar Inggris dan berpengaruh nyata terhadap kerusakan kayunya hanya pada Standar Nasional Indonesia dan Standar Inggris. Hubungan kadar bahan pengisi dengan keteguhan rekat kayu lapis pada tiga standar pengujian mendekati bentuk kuadratik. Keteguhan rekat kayu lapis dengan kerusakan kayunya cenderung berkorelasi positif. Kadar bahan pengisi optimum serbuk pengamplasan dan serbuk gergaji yang memberikan keteguhan rekat kayu lapis maksimum untuk Standar Nasional Indonesia adalah 6.76 persen dan 5.30 persen, Standar Jepang adalah 3.48 persen dan 3.87 persen serta Standar Inggris adalah 5.13 persen dan 4.63 persen. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/141802 |
| Appears in Collections: | UT - Agroindustrial Technology |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| F93RRI.pdf Restricted Access | 9.49 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.