Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/141510| Title: | Gangguan Ctenocephalides felis Pada Anjing Dan Kucing Serta Pengendaliannya |
| Authors: | Koesharto, F.X. Palalun, Joseph |
| Issue Date: | 1988 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Ctenocephalides felis termasuk dalam ordo Siphonaptera. Ektoparasit ini mempunyai banyak induk semang dan kemampuannya untuk berpindah dari satu induk semang ke induk semang yang lain membuat pinjal penting dalam kesehatan hewan dan manusia dan dapat bertindak sebagai penyebar penyakit dari hewan ke manusia. Pinjal adalah insekta kecil (betina 2,5 mm dan jantan 1,0 mm), berwarna coklat, tanpa sayap dengan bentuk tubuh yang pipih bilateral. Sejarah hidup C. felis terbagi atas empat tahap yaitu telur, larva, pupa dan imago (dewasa). Hewan penderita ektoparasit ditandai dengan bulu yang kusut, sering menggaruk, konjunctiva dan selaput lendir anemis dan disertai dengan peningkatan denyut nadi. Gejala pada kucing adalah papula yang erithematous di punggung bawah, daerah spinal dan leher. Pada anjing lesio terdiri atas erithema, papula, pustula dan kerak pada pangkal ekor ekor, daerah dorsal lumbosakral, permukaan medial kaki belakang dan daerah ventral pelvis. Selain menyebabkan iritasi, penurunan berat, bulu kusut dan trauma, pinjal ini juga menyebabkan alergik di mana pada epidermis terlihat acanthosis, parakeratosis, hiperkeratinisasi serta bentuk kulit yang rusak. Usaha pengontrolan pinjal dapat dilakukan di dalam rumah (indoors) dan di luar rumah/lingkungan (outdoors) dengan menggunakan bubuk tabur, penyemprotan, pengasapan atau dipping. Insektisida yang sering digunakan adalah dari golongan organochlor, organofosfat, karbamat dan pyrethroid. Golongan organochlor yang efektif terhadap C. felis di an taranya adalah lindane, chlordane, dieldrin, DDT dan metho- xychlor. Insektisida dari golongan organofosfat atas dichlorvos, diazinon, chlorpyrifos, terdiri fenthion, fenchlorfos, malathion, trichlorfon, cythioate, propetan- phos, fenitrothion dan phosalone. Golongan karbamat yang sering dipakai adalah carbaryl atau Sevin sedangkan dari golongan pyrethroid adalah pyrethrin. Penggunaannya adalah dalam bentuk oral, shampoo, dipping, bubuk tabur, flea collar dan fumigasi. Pengobatan terhadap dermatitis akibat gigitan C. felis dapat dilakukan dengan memberikan antihistamin dan kortikosteroid. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/141510 |
| Appears in Collections: | UT - Veterinary Clinic Reproduction and Pathology |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| B88JPA.pdf Restricted Access | 8.47 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.