Pertumbuhan dan perkembangan kerangka ayam Kedu berdasarkan bobot dan ukuran-ukurannya

Abstract

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Pemuliaan dan Genetika Ternak dan Laboratorium Ilmu Produksi Terlnak Unggas serta Laboratorium Ilmu Ternak Ruminansia Kecil, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dimulai bulan November 1991 sampai dengan bulan Maret 1992. Tujuannya adalah untuk mempelajari pertumbuhan dan perkembangan kerangka ayam Kedu, serta memberikan informasi dasar untuk mengembangkan dimasa mendatang. Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat menentukan gambaran produksinya. Penelitian menggunakan 40 ekor ayam Kedu, terdiri atas 20 ekor jantan dan 20 ekor betina. Bobot kisaran ayam Kedu antara 100 - 2000 gram. Ayam Kedu telah dipelihara selama beberapa waktu sebelum dipotong, untuk beradaptasi dan mendapat perlakuan yang seragam. Pada bobot tertentu ayam Kedu dipotong ke- mudian diambil tulangnya, setelah ditimbang terlebih dahulu bobot potong dan bobot tubuh kosong. Bagian-bagian kerangka ayam Kedu ini kemudian ditimbang bobotnya dan diukur panjangnya. Pertumbuhan dipelajari dengan model Y = aXh, se- dangkan pengaruh jenis kelamin terhadap intersep (a) dan koefisien pertumbuhan Y relatif terhadap X, dipelajari dengan analisis Peragam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ayam Kedu jantan mempunyai kerangka yang lebih besar daripada betina. Bobot tulang leher (P<0.01), tulang pelvis dan panjang tulang metatarsus (P<0.05) lebih besar pada jantan. Jenis kelamin tidak nyata berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan bobot dan panjang bagian-bagian kerangka relatif terhadap bobot tubuh kosong dan bobot total tulang kecuali bobot tulang tibia-fibula, patella, vertebrae thoracalis, metatarsus, leher dan panjang tulang kepala. Urutan pertumbuhan kerangka dimulai dari tulang kepala sampai ekor, bagian tulang patella menuju jari kaki sampai femur, kemudian mulai dari tulang sayap menuju tulang dada dan berakhir pada tulang rusuk.