Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/141048
Title: Kemandirian akseptor lingkaran biru KB : Kasus desa Klapa Gading, Jawa Tengah
Authors: Abdulkadir-Sunito, Melani
Setiani, Juli
Issue Date: 1997
Publisher: IPB University
Abstract: KB mandiri mempunyai maksud agar kesertaan KB oleh segenap lapisan masyarakat bukan lagi karena ajakan atau suruhan melainkan atas dasar kesadaran dan prakarsa masyarakat itu sendiri. Soemarsono (sebagaimana dikutip Yunus, 1990) mengelompokkan kesertaan KB mandiri menjadi tiga pola, yaitu pra mandiri, mandiri parsial, dan mandiri penuh. Definisi Soemarsono ini menunjukkan bahwa kemandirian berhubungan dengan dua hal, yaitu mandiri secara mental dan mandiri secara fisik. Mandiri secara mental yang dianggap telah dimiliki akseptor sejak tahap pra mandiri dicirikan oleh inisiatif untuk memberi informasi dan mendatangi tempat pelayanan KB. Akseptor Lingkaran Biru KB diasumsikan sebagai akseptor KB mandiri yang sudah mencapai taraf mandiri penuh. Menjadi pertanyaan apakah asumsi itu benar? Dengan pemikiran bahwa kemandirian secara mental lebih sulit dicapai akseptor KB mandiri dibanding kemandirian secara fisik atau finansial, maka penelitian ini bertujuan untuk menguji asumsi pola kemandirian diatas bagi akseptor Lingkaran Biru KB. Data primer diolah dan dianalisa secara kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini mengambil lokasi di desa Klapa Gading Jawa Tengah. Jumlah responden adalah 10 PUS yang dipilih berdasarkan alat kontrasepsi LIBI (5 suntik dan 5 IUD). Usia responden wanita antara 20 36 tahun dan usia responden pria antara 25-42 tahun. Rata-rata pendidikan responden wanita (SD) lebih rendah daripada responden pria (SMA). Semua responden pria dan lima responden wanita bekerja. Pendapatan keluarga berkisar antara Rp 60.000 Rp 600.000 per bulan dengan rata-rata Rp 269.000,-. Umur responden wanita pertama kali menikah berkisar antara 15-23 tahun (rata-rata 19 tahun) dan pertama kali memiliki anak sekitar satu tahun setelah menikah. Jumlah kehamilan antara 17 kali; jumlah anak antara 1 - 4 orang responden yang memiliki anak lebih dari dua orang tidak ingin menambah anak lagi. Jarak kelahiran anak pertama dengan anak kedua berkisar antara 1-6 tahun (rata-rata 3 tahun). Lama responden wanita menjadi akseptor KB berkisar antara 1 17 tahun (rata-rata 9 tahun), sedangkan lama responden wanita menjadi akseptor LIBI KB berkisar antara 0,5 - 9 tahun. (rata- rata 4 tahun). KB masih dianggap sebagai urusan istri.karena (1) semua,..dst
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/141048
Appears in Collections:UT - Agronomy and Horticulture

Files in This Item:
File SizeFormat 
A97JSE.pdf
  Restricted Access
13.87 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.