Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/140901
Title: MONOGRAFI DESA TAMBUHA: Kecamatan Watunohu, Kabupaten Kolaka Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara
Authors: Sjaf, Sofyan
Elson, La
Hakim, Lukman
Muhammad, Badar
Mahardika, Affan Ray
Barlan, Zessy Ardinal
Mooduto, Yandi
Ansar
Issue Date: 2023
Publisher: Fakultas Ekologi Manusia - IPB University
Citation: Arham I, Sjaf S, Darusman D. 2019. Strategi Pembangunan Pertanian Berkelanjutan di Pedesaan Berbasis Citra Drone . Jurnal Ilmu Lingkungan. 17(2):245–255. Barlan ZA, Hakim L, Sjaf S. 2020. Instrumen Memahami Desa. Bogor: IPB Press. BPS. 2021. Village Potential Statistics of Indonesia 2021. Jakarta. Chambers R. 1995. Poverty and livelihoods: whose reality counts? Volume ke 7. Chambers R. 2006. Whats is Poverty? Who asks? Who Answers. Di dalam: Ehrenpreis D, editor. What is Poverty? Concepts and Measures. Brasilia: United Nations Development Programme. www.undp povertycentre.org. Chambers R. 2008. Revolutions in development inquiry. London: Earthscan Dunstan House. Chambers R. 2013. Participation, Pluralism and Perceptions of Poverty. Di dalam: Kakwani N, Silber J, editor. Many Dimensions of Poverty. London: Palgrave Macmillan. hlm 140–164. Couldry N. 2004. Theorising media as practice. Social Semiotics. 14(2):115 132. doi:10.1080/1035033042000238295. Couldry N. 2020. Recovering critique in an age of datafication. New Media Soc. 22(7):1135–1151. doi:10.1177/1461444820912536. Couldry N, Powell A. 2014. Big Data from the bottom up. Big Data Soc. 1(2):1 5. doi:10.1177/2053951714539277. Creswell JW. 2016. Research Design: Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Creswell JW, Clark VLP. 2017. Designing and Conducting Mixed Methods Research. London: Sage publications. Denzin NK, Lincoln YS. 2009. Pendahuluan Memasuki Bidang Penelitian Kualitatif. Di dalam: Denzin NK, Lincoln YS, editor. Handbook of Qualitative Research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hakim L. 2022 Sep 27. Menata Ulang Demokrasi Indonesia dari Indonesia. Kompas.id. [diakses 2022 Okt https://www.kompas.id/baca/opini/2022/09/25/menata-ulang demokrasi-indonesia-dari-desa. Haq M ul H. 1976. the Poverty Curtain: Choices for the Third World. New York: Columbia University Press. Hudson P, Ishizu M. 2017. History of Number: An Introduction to Quantitative Approaches. London: Bloomsbury Academic. Kemendagri. 2012. Buku Panduan Sistem Informasi Profil Desa dan Desa. Jakarta: Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kementerian Dalam Negeri, Republik Indonesia. Kolopaking LM, Tonny F, Hakim L. 2020. Relevansi dan Jejak Pemikiran Prof. Dr. S.M.P. Tjondronegoro dalam Pendidikan Sosiologi Pedesaan. Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan. 09(1):42–54. Mehta AK. 2021. Estimates of Women’s Labour Force Participation: Rectifying Persisting Inaccuracies. Pitaloka RD. 2022. Kebijakan Rekolonialisasi: Kekerasan Simbolik Negara Melalui Pendataan Pedesaan [Disertasi]. Depok: Universitas Indonesia. Pitaloka RD, Hendriyani H, Eriyanto E, Haryatmoko H. 2022. Communication practice in village data collection. Jurnal Studi Komunikasi (Indonesian Journal of Communications Studies). 6(1):179–198. doi:10.25139/jsk.v6i1.4314. Ruslan K. 2019. Memperbaiki Data Pangan Indonesia Lewat Metode Kerangka Sampel Area. https://www.researchgate.net/publication/335620893. Jakarta. Sampean, Sjaf S. 2020. The Reconstruction of Ethnodevelopment in Indonesia: A New Paradigm of Village Development in the Ammatoa Kajang Indigeneous Community, Bulukumba Regency, South Sulawesi. MASYARAKAT: Jurnal Sosiologi. 25(2):159–192. doi:10.7454/MJS.v25i2. Sampean, Wahyuni ES, Sjaf S. 2019. The Paradox of Recognition Principles in Village Law in Ammatoa Kajang Indigenous Community. Sodality: Jurnal Sosiologi doi:10.22500/sodality.v7i3.28630. Pedesaan. Sjaf S. 2017 Des 15. Merebut Masa Depan Pertanian. Kompas. Sjaf S. 2019. Involusi Republik Merdesa. Bogor: IPB Press. 7(2):195–211. Sjaf S. 2021 Agu 2. Covid 19, Ketimpangan, Kemiskinan, dan Pengangguran Di Pedesaan. Kompas. Sjaf S, Elson L, Hakim L, Godya IM. 2020. Data Desa Presisi. Bogor: IPB Press.Sjaf S, Kaswanto K, Hidayat NK, Barlan ZA, Elson L, Sampean S, Gunadi HFF. 2021. Measuring achievement of sustainable development goals in rural Area: A case study of Sukamantri Village in Bogor District, West Java, Indonesia. Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan. 9(2). doi:10.22500/9202133896. Sjaf S, Sampean, Arsyad AA, Elson L, Mahardika AR, Hakim L, Amongjati SA, Gandi R, Barlan ZA, Aditya IMG, et al. 2022 Sep. Data Desa Presisi: A New Method of Rural Data Collection. MethodsX. Talawanich S, Jianvittayakit L, Wattanacharoensil W. 2019. Following a wonderful overseas experience: What happens when Thai youths return home? Tour Manag doi:10.1016/j.tmp.2019.05.013. Perspect. 31:269–286. Tjondronegoro S. 1984. Social Organizatiom and Planned Development in Rural Java. Oxford: Oxford University Press. Wijoyono E. 2021. The utilization of village-information system for integrated social welfare data management: actor-network theory approach in Gunungkidul regency. Jurnal doi:10.22146/teknosains.60798.
Abstract: Desa Tambuha secara administratif berada di Kecamatan Watunohu yang di bagian Utara berbatasan dengan Teluk Bone sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Ngapa, sebelah barat berbatasan dengan Desa Samaturu dan Desa Sarona serta sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Pakue. Luas Desa Tambuha melalui pemetaan spasial berbasis pembangunan Data Desa Presisi bulan Agustus 2023 sebesar 1.256,293 Hektar. Masing masing dusun memiliki luasan wilayah yaitu dusun 1 = 13,096 ha; dusun 2 = 145,973 ha; dusun 3 = 108,808 ha; dusun 4 = 195,053 ha; dusun 5 = 97,484; dan dusun 6 = 695,868. Dusun 6 merupakan dusun yang memiliki area paling luas. Jumlah keluarga di Desa Tambuha adalah 356 keluarga. Dari 356 keluarga yang tinggal terdapat 1224 jiwa. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 598 jiwa dan perempuan sebanyak 626 jiwa. Piramida penduduk Desa Tambuha menggambarkan bahwa terdapat 831 Jiwa usia produktif. Sedangkan usia non produktif sebanyak 393 jiwa. Usia non produktif berkisar dari usia 0-14 tahun dan usia lebih dari 65 tahun. Penduduk Desa Tambuha mayoritas makan dengan frekuensi 3 kali sehari, kemudian terdapat pula penduduk yang makan lebih dari 3 kali sehari serta 2 kali sehari dengan jumlah yang relatif lebih sedikit. Terdapat 1 KK dengan frekuensi makan lebih dari 3 kali sehari, 349 KK dengan frekuensi makan 3 kali sehari kemudian 6 KK dengan frekuensi makan 2 kali sehari. Jumlah penduduk berdasarkan ijazah sekolah terakhir yang dimiliki di Desa Tambuha terbagi dalam 8 (delapan) kategori, yakni tidak memiliki ijazah, SD/Sederajat, SMP/Sederajat, SMA/Sederajat, D-1/D-2/D-3, D-4/S-1,S-2 dan S-3. Berdasarkan dari total jumlah penduduk di Desa Tambuha sebanyak 1224 jiwa, mayoritas penduduk Desa ini sebanyak 275 jiwa (22,47 persen) memiliki Ijazah di tingkat SMA/Sederajat. Sedangkan paling sedikit hanya sebanyak 2 jiwa (0,16 persen) untuk kategori penduduk memiliki ijazah S2. Sementara itu, untuk penduduk yang tidak memiliki ijazah di Desa Tambuha tercatat berjumlah 322 jiwa (26,31 persen), kemudian diikuti penduduk yang memiliki ijazah SD/Sederajat sebanyak 359 jiwa (29,33 persen), ijazah SMP/Sederajat sebanyak 182 jiwa (14,87 persen) ijazah D-4/S-1 sebanyak 60 jiwa (4.90 persen), Ijazah D-1/D-2/D-3 sebanyak 24 jiwa (1,96 persen). Dari jumlah penduduk berdasarkan keikutsertaan JKN-KIS/BPJS Kesehatan, terdapat 578 jiwa yang tidak mengikuti program JKN-KIS/BPJS. Adapun 557 jiwa merupakan Penerima Bantuan Iuran yang tersebar di setiap dusun. Sebanyak 58 jiwa tercatat sebagai peserta mandiri, 28 jiwa sebagai PUIK Negara dan 3 jiwa sebagai PUIK Swasta. Jumlah keluarga berdasarkan partisipasi organisasi di Desa Tambuha terbagi dalam 14 kategori keikutsertaan, yakni LSM/ NGO, Kelompok Tani, Kelompok Buruh, ORMAS, Koperasi/ Lembaga ekonomi lokal, kelompok pengajian, karang taruna, kelompok olahraga/hobi, gotong royong, siskamling, musdes/musdus, dan kelompok seni budaya. Berdasarkan dari total jumlah keluarga di Desa Tambuha yakni sebanyak 356 keluarga, di dalamnya terdapat keluarga yang mengikuti satu atau lebih organisasi sekaligus. Meskipun begitu, kategori kelompok tani masih menjadi kategori terbanyak di antara kategori keikutsertaan organisasi lainnya yakni sebanyak 15 keluarga. Sebaran kedua terbanyak adalah kelompok kegiatan gotong royong yakni 10 keluarga dan ketiga terbanyak adalah kelompok pengajian sebanyak 6 keluarga. Jumlah keluarga berdasarkan tempat membuang sampah di Desa Tambuha dibagi menjadi 5 (lima) kategori, yakni Sungai, Jurang, Bakar, Kubur, dan Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Terdapat 216 keluarga yang membakar sampah, 134 keluarga yang membuang sampah ditempat pembuangan sampah (TPS) dan 6 keluarga membuang sampah dengan cara dikubur.
Description: 107 Hal + viii Hal Romawi
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/140901
Appears in Collections:Faculty of Human Ecology Book's

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2_MONOGRAFI DESA PADANG KEDEPER.pdfFulltext5.02 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.